TEMPO.CO, Harare - Presiden Zimbabwe Robert Mugabe merayakan hari ulang tahunnya ke-92 dengan istri dan anak-anaknya. Perayaan ulang tahun itu menghabiskan biaya US$ 1 juta atau sekitar Rp 13,4 miliar. Selain dimeriahkan band militer, tari-tarian, dan makanan tradisional, pesta Mugabe ini dilengkapi kue tar seberat 92 kilogram.
Pesta meriah Mugabe yang juga disiarkan televisi secara nasional di Provinsi Masvingo pada Sabtu, 27 Februari 2016, itu mendapatkan kritik dari kelompok penentangnya. Menurut kaum oposisi, pesta ulang tahun pemimpin tertua di dunia itu sebagai sebuah penghinaan bagi rakyat Zimbabwe.
Baca juga: Menang di South Carolina, Hillary Clinton: Terima Kasih
Pada pesta tersebut, para loyalis Mugabe turut hadir, termasuk perwakilan negara asing dan anggota masyarakat. Mereka beramai-ramai menyaksikan Mugabe melepas balon aneka warna sebanyak 92 buah ke udara serta pembacaan puisi, lagu-lagu, dan puji-pujian untuk Mugabe sebagai ikon Afrika.
Beberapa kue dipamerkan kepada hadirin, salah satunya berbentuk benua Afrika dan replika kue seberat 92 kilogram berbentuk situs Reruntuhan Zimbabwe yang menjadi warisan dunia UNESCO. Situs tersebut dibangun pada abad ke-13 sebagai pusat kekuasaan Kerajaan Munhumutapa.
Baca juga: Kaum Reformis dan Moderat Unggul di Pemilu Iran
Para pendukung Mugabe mengenakan pakaian dihiasi dengan potret Mugabe. Beberapa di antara mereka menulis “I love Bob” di kausnya, sementara yang lain menghiasi warna merah, hitam, hijau, dan kuning sebagai lambang partai berkuasa. Mereka berpesta daging sapi dan makanan lain.
Meskipun pesta tersebut tampak meriah dengan penuh kue, aneka balon, dan pesta adat, pertikaian di kalangan internal partai berkuasa yang dipimpin Mugabe, ZANU-PF, tidak bisa ditutupi. Di kalangan partai ini, Mugabe menghambat penggantinya, sementara kesehatannya terus menurun.
Baca juga: Guatemala Penjarakan Dua Perwira Militer Selama 360 Tahun
Mugabe, yang berusia 92 tahun pada 21 Februari 2016, telah berkuasa di negeri itu selama 36 tahun. Pemerintahan Mugabe dipenuhi kecurangan serta ditandai dengan emigrasi besar-besaran warganya ke luar negeri, pelanggaran hak asasi manusia, dan penurunan ekonomi.
Dalam pidato bertele-tele pada pesta ulang tahun tersebut, Mugabe menuturkan tidak ada satu orang pun kelaparan akibat kekeringan, dan dia tidak perlu menyatakan negaranya dalam keadaan darurat bencana meskipun tiga juta rakyatnya tewas akibat kelaparan.
Mugabe juga menyatakan negaranya tidak bisa menerima bantuan asing bila niat baik tersebut disampaikan dengan embel-embel dia harus menerima kaum gay.
Baca juga: Palsukan Produk Halal ke Indonesia dan Malaysia, Pengusaha AS Ini Masuk Penjara
"Jika ada bantuan, sebagaimana yang saya tahu, diberikan dengan harus ada perkawinan gay, biarkanlah bantuan itu lewat begitu saja. Saya tidak bisa menerima," ujar Mugabe.
Zimbabwe membutuhkan bantuan internasional sebesar US$ 1,6 miliar atau sekitar Rp 21,5 triliun untuk membeli gandum dan makanan lain. Tapi tidak ada organisasi internasional yang memberikan tanggapan.
Baca juga: McDonald Larang Remaja Makan dan Duduk di Restorannya
Zimbabwe menderita serangkaian krisis pangan dan inflasi luar biasa sejak Mugabe menerapkan kebijakan soal tanah, sementara petani hanya memiliki sebidang tanah sempit untuk bercocok tanam.
Sementara itu, di tengah pesta Mugabe, sekelompok anak muda dari barisan oposisi Partai Gerakan untuk Perubahan Demokrasi (MDC) melakukan unjuk rasa di Masvingo. Mereka mengibarkan plakat berbunyi, "Hentikan pesta ulang tahun ketika anak-anak kelaparan dan kami membutuhkan pekerjaan."
DAILY MAIL | CHOIRUL AMINUDDIN