TEMPO.CO, Paris - Ahli arkeologi di selatan Prancis mengidentifikasi tiga pemakaman Islam tertua yang ditemukan di Eropa, pada awal abad kedelapan. Tim peneliti tersebut menggunakan DNA, penanggalan radiokarbon dan analisis arkeologi dalam menganalisa kerangka yang rincian penemuannya dimuat dalam jurnal Plos One.
Seperti yang dilansir LA Times pada 25 Februari 2016, rangka yang terdapat di pinggiran kota Romawi kuno Nimes itu ditemukan menghadap Mekah dan analisis genetik menunjukkan mereka keturunan dari muslim Afrika Utara, Pyrenees.
Cara lubang pemakaman digali, dengan niche lateral yang tertutup oleh lempeng atau batu juga sesuai dengan praktik penguburan Islam tradisional.
Analisis kerangka mengungkapkan bahwa dua dari tiga jenazah dari tentara laki-laki berada di akhir usia dua puluhan atau awal tiga puluhan, sementara yang lain adalah sekitar 50 tahun.
Selain itu, tes radiokarbon menunjukkan tulang itu kemungkinan dari abad ketujuh sampai kesembilan, menunjukkan datang dari penyebaran Islam di Eropa pada periode itu. "Kami percaya mereka faksi Berbers yang menyertai tentara Arab ketika perkembangan pesat melalui Afrika Utara," kata penelitian itu.
Penemuan itu menambah dimensi baru dalam ilmu sejarah dan data arkeologi. "Kami tahu umat Islam datang ke Eropa pada abad kedelapan tetapi tidak memiliki bukti material sampai sekarang," kata ahli antropologi dengan Institut Nasional Perancis untuk Penelitian Pencegahan Arkeologi, Yves Gleize.
Para peneliti juga mengatakan bahwa pemakaman muslim tradisional dari tiga jenazah tersebut menunjukkan bahwa ada beberapa jenis komunitas muslim di daerah tersebut pada saat itu, yang anggotanya bisa mengubur mereka dengan cara tertentu.
Selain itu, makam itu berada di antara kuburan lain yang berisi mereka yang menganut agama kristen. Itu pertanda bahwa saat itu umat islam tidak dikucilkan dari masyarakat setempat.
LA TIMES|BBC|YON DEMA