TEMPO.CO, Salo Paulo - Pemerintah Brasil mengambil langkah tegas untuk membasmi penularan virus Zika dengan mengirim pesawat tanpa awak (drone) untuk menemukan dan menghancurkan pusat pembiakan nyamuk Aedes aegypti yang turut membawa demam berdarah.
Sao Paulo, kota paling padat di Brasil, menggunakan drone untuk menemukan efek nyamuk di taman, rumah teras, dan bangunan.
Virus Zika telah diduga sebagai penyebab cacat lahir, sehingga pemerintah federal mengintensifkan kampanye untuk mencegah penyakit tersebut dengan memeriksa dan mengasapi rumah tinggal dan bangunan bisnis.
Kira-kira 60 juta orang yang tinggal di permukiman dan pusat bisnis menjadi sasaran drone untuk tujuan pemeriksaan di Brasil. Di balik 27,5 juta bangunan yang diperiksa, 60 persen di antaranya berupa rumah yang sulit dihampiri karena penduduk mencegah tentara dan staf pemerintah memasuki kediaman mereka di atas alasan pribadi.
Seorang anggota legislatif lokal, Mato Grosso, menyetujui undang-undang yang memungkinkan untuk menggunakan drone guna memerangi nyamuk di kota. "Justru pemerintah menggunakan drone memasuki wilayah seperti itu. Isu pribadi menjadi perdebatan antara pemerintah federal dan rakyat," ucap Grosso menyesalkan, seperti dilansir Sputnik News pada 22 Februari 2016.
Menurut sekretaris Departemen Kesehatan Sao Paulo, Alexander Padilha, drone adalah alat mutakhir untuk melawan epidemi virus Zika yang telah menyebar di seluruh Amerika Latin. Dilengkapi dengan kamera video, drone memungkinkan operator untuk melihat tempat perkembangbiakan potensial nyamuk dari udara.
SPUTNIK NEWS | YON DEMA