TEMPO.CO, Beirut - Perdana Menteri Libanon Tammam Salam mengatakan dia akan membawa delegasi Kementerian mengunjungi negara-negara Teluk dalam waktu dekat setelah Arab Saudi menghentikan bantuan keamanan senilai US$ 4 miliar, atau setara dengan Rp 54 triliun.
Sebelumnya, Kerajaan Arab Saudi menyatakan menghentikan bantuan kepada Libanon untuk memperkuat pertahanannya setelah negara itu gagal mendukung Kerajaan dalam menghadapi kekuatan Syiah Iran yang menyokong Hizbullah.
Dalam sebuah pernyataan Senin, 22 Februari 2016, Perdana Menteri Salam menyatakan kepada publik bahwa Beirut tegak berdiri di belakang negara-negara Arab.
"Libanon perlu memperbaiki hubungan dengan saudara-saudaranya dan menghapus noda yang muncul baru-baru ini," ucapnya.
Salam memimpin pertemuan Kabinet Bersatu, termasuk di dalamnya anggota koalisi dukungan Iran, yakni Hizbullah, dan kelopok 14 Maret, pendukung Arab Saudi. "Libanon akan tetap mempertahankan kebijaksanaan menjauh dari konflik regional," katanya.
AL ARABIYA | CHOIRUL AMINUDDIN