TEMPO.CO, Sidney – Jumlah korban tewas akibat topan Winston di Fiji naik menjadi 20 orang. Selain itu, petugas penyelamat memperingatkan bahwa jumlah korban tewas bisa meningkat mengingat proses evakuasi yang masih berlangsung.
Direktur Organisasi Oxfam Wilayah Pasifik Raijeli Nicole mengatakan petugas belum mendapat rincian pasti mengenai jumlah korban, menyusul komunikasi yang masih terganggu dengan beberapa wilayah terpencil yang paling parah terkena dampak badai.
"Pemerintah mencoba memperbaiki jalur komunikasi, tapi khawatir berita buruk menanti mereka. Mengingat kekuatan badai dan gambar yang kami lihat sejauh ini. Ada kekhawatiran angka kematian akan terus bertambah dan ratusan warga melihat rumah dan mata pencarian mereka musnah," katanya, seperti dilansir USA Today, Senin, 22 Februari 2016.
Perusahaan penyiaran Fiji melaporkan tujuh nelayan juga hilang di laut akibat topan itu. Topan kuat tersebut melanda tujuan wisata populer pada Sabtu tengah malam, dengan kecepatan angin 325 kilometer per jam.
Ini adalah topan kategori lima pertama yang melanda Fiji dan menyebabkan kehancuran, merusak bangunan rumah, serta melumpuhkan infrastruktur.
Badai tersebut menyebabkan lebih dari 8.000 orang mengungsi di lebih dari 50 pusat evakuasi di sekitar pulau Pasifik.
Channel News Asia melaporkan, wisatawan asing juga terlihat mulai meninggalkan negara kepulauan di wilayah Pasifik tersebut.
Wisatawan internasional yang terjebak dalam bencana mulai meninggalkan Fiji setelah penerbangan di Bandara Nadi kembali dibuka setelah ditutup selama dua hari.
Air New Zealand mengkonfirmasi salah satu pesawat berangkat pada pukul 09.30 waktu setempat dan operator lain, termasuk Jetstar, Virgin Australia, serta Fiji Airways, juga diharapkan dapat mulai beroperasi lagi.
Perekonomian Fiji bergantung pada pariwisata serta untaian kepulauannya menjadi tujuan utama wisatawan Australia dan Selandia Baru.
CHANNEL NEWS ASIA | USA TODAY | YON DEMA