TEMPO.CO, Ahmaedabad - Sebuah desa di Distrik Mehsana, Gujarat, India, melarang murid perempuan menggunakan telepon seluler di sekolah. Pelarangan itu diterapkan oleh Kepala Desa Suraj, Kadi Taluka, Mehsana, Guajarat.
Kepala desa akan menjatuhkan denda 2.100 rupee atau setara Rp 411 ribu terhadap murid perempuan yang kedapatan menggunakan atau memiliki handphone. Alat ini hanya boleh digunakan saat mereka di rumah di bawah pengawasan orang tua.
Kepala desa Devshi Vankar, melihat, telepon seluler ini kerap digunakan oleh muda-mudi yang sedang jatuh cinta untuk kawin lari. "Semua warga desa setuju pelarangan ini diterapkan di sekolah perempuan yang berusia di bawah 18 tahun. Mereka juga sepakat menjatuhkan denda Rp 411 ribu bagi pelanggar," ujar Vankar.
"Para gadis hanya boleh menggunakan telepon seluler bila mereka berada di rumah dan di bawa pengawasan orang tuanya. Mereka juga dilarang membawa telepon seluler kemana-mana di sekitar desa," ujarnya.
Pelarangan ini hanya diterapkan terhadap murid sekolah perempuan kecuali bagi gadis yang sedang kuliah di luar desa. "Mahasiswa dianggap cukup dewasa sehingga bisa membedakan baik atau buruk. Mereka membutuhkan telepon untuk berkomunikasi dengan orang tuanya karena kampus mereka di luar desa," kata Vankar.
Menanggapi kritik tentang pelarangan menggunakan teknologi tersebut, Vankar menyatakan semua itu demi menyelamatkan para gadis dari kemajuan teknologi. "Setiap orang tahu apa yang terjadi di dunia hari ini melalui handphone. Ini era WhatsApp saat semua orang berbicara satu sama lain secara rahasia. Kami harus menyelamatkan para gadis dari pelecehan atau memikat gadis yang tak berdosa," tutur Vankar.
"Kami menemukan fakta, handphone telah merusak situasi sekolah, para murid suka bermain games dan tidak konsentrasi belajar. Kasihan orang tua mereka."
Bekas kepala desa Ramaji Thakor, mengklaim insiden kawin lari di desanya meningkat beberapa kali terutama diakibatkan oleh telepon seluler. "Saya telah menyaksikan beberapa kali insiden, bagaiman remaja laki-laki mengontak para gadis itu melalui telepon seluler untk merencanakan kawin lari," kata Thakor. "Sebab itu, para gadis di desa ini dilarang menggunakan handphone."
IBN LIVE | CHOIRUL AMINUDDIN | YON DEMA