TEMPO.CO, Mexuci City - Gembong narkoba Meksiko, Joaquin "El Chapo" Guzman, mengaku menjadi zombie atau mayat hidup akibat perlakukan sipir penjara. Keluhan itu disampaikan Guzman melalui salah satu pengacaranya, Juan Pablo Badillo.
Badillo menuduh pejabat penjara memperlakukan kliennya dengan "penyiksaan fisik dan mental". Dalam sebuah wawancara dengan Radio Formula, Badillo menuduh pejabat penjara merugikan kliennya karena mereka tidak membiarkan dia tidur.
"Dia mengatakan kepada saya, setiap dua jam sekali pada malam hari, mereka membangunkannya untuk cek rutin. Mereka mengubah dia menjadi zombie. Mereka tidak membiarkan dia tidur," kata Badillo, seperti dilansir CNN beberapa waktu lalu.
Badillo juga menuturkan pejabat pemerintahan dan otoritas kehakiman tidak memberikan Guzman cukup akses ke pengacaranya. Ia menjelaskan, Guzman hanya diperbolehkan melihat salah satu pengacaranya seminggu sekali sekitar setengah jam.
Pada Januari lalu, pengacara lain, Jose Luis Gonzalez Meza, mengatakan Guzman mengeluhkan suara anjing yang membuatnya tetap terjaga pada malam hari. "Mereka membangunkan saya untuk apel setiap jam saat siang dan malam tiap dua jam, dan ada anjing yang terus menyalak," tulis Guzman dalam sebuah surat untuk Gonzalez Meza.
Menanggapi rencana ekstradisi ke Amerika Serikat, Guzman menyatakan hanya ingin dihakimi hukum Meksiko. Menanggapi komentar pengacara Guzman, pejabat Meksiko menuturkan mereka melakukan segala cara untuk memastikan Guzman tidak kabur lagi.
Guzman ditangkap pada 8 Januari 2016 di Los Mochis, sebuah kota pantai di Negara Bagian Sinaloa. Dia sebelumnya melarikan diri dari sebuah penjara keamanan maksimum di luar Kota Meksiko melalui terowongan sepanjang 1,5 kilometer yang digali dari selnya pada 11 Juli 2015.
Guzman memimpin kartel Sinaloa--kadang-kadang disebut kartel Pasifik. Kartel narkoba tertua di Meksiko ini dipimpin Guzman dan Ismael "El Mayo" Zambada. Kartel Sinaloa adalah kerajaan bisnis transnasional yang beroperasi di Amerika Serikat, Eropa Barat, Eropa Timur, Amerika, dan Asia.
CNN | FOX NEWS | YON DEMA