TEMPO.CO, Sydney - Setidaknya lima tewas dan harta benda musnah setelah topan terkuat yang pernah dicatat di selatan belahan bumi melanda negara di Kepulauan Pasifik, Fiji pada Sabtu, 20 Februari 2016 waktu setempat.
Laporan kerusakan akibat Siklon Winston masih diterima dari sekitar pedalaman negara yang terdiri dari 300 pulau itu lewat semalam, dengan kekuatan angin sebesar 230 kilometer per jam sampai 325 km/jam.
"Beberapa desa telah melaporkan bahwa semua rumah telah hancur," kata Jone Tuiipelehaki dari Program Pembangunan PBB melalui Twitter pada Sabtu malam.
Perdana Menteri Fiji, Frank Bainimarama yang mengkonfirmasi angka kematian itu, mengatakan pegawainya sedang berusaha secepat mungkin untuk menilai dan menangani kerusakan di daerah maritim itu.
Bainimarama mengatakan beberapa jam dilanda angin kencang dan hujan lebat membuat tempat tinggal rusak, pasokan listrik, air dan jalur komunikasi terputus di seluruh negara yang memiliki hampir 900.000 penduduk itu. Namun, Ibu Kota Suva dilaporkan selamat setelah badai berubah arah di saat akhir.
Seperti yang dilansir Reuters pada 21 Februari 2016, Bainimarama juga mengumumkan keadaan darurat nasional selama 30 hari kedepan, dengan meliburkan sekolah dan jam malam nasional diperpanjang sampai Senin pagi, 22 Februari 2016.
Orang ramai membanjiri 758 pusat evakuasi sejak kemarin, sedangkan wisatawan berlindung di aula dan ruang konferensi hotel sekitar kawasan pantai.
Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan, tim tanggap darurat sudah siap, tetapi belum ada permintaan dari Bainimarama.
Perusahaan penerbangan Virgin Airlines dan Jetstar semalam menangguhkan penerbangan di Bandara Internasional Fiji, termasuk perusahaan penerbangan resmi yang menggantung semua penerbangan.
REUTERS|YON DEMA