TEMPO.CO, Jakarta - Nairobi, Ibu Kota Kenya memasang status siaga lantaran sejumlah singa kabur dari taman nasional dan berkeliaran hingga ke kota. Penduduk setempat diminta untuk memberi laporan melalui telepon apabila melihat ada singa di kota.
“Singa merupakan hewan liar yag berbahaya. Jangan coba melawan mereka kalau bertemu,” ujar Paul Udoto, juru bicara Kenya Widlife Service (KWS) melalui akun Twitter-nya, seperti dikutip dari BBC, Sabtu, 20 Februari 2016.
Dua ekor singa terlihat di kota, tak jauh dari kawasan itu pada pagi hari. Sedangkan seeekor singa betina dan dua ekor anaknya berhasil ditangkap kembali sementara ada dua ekor lainnya yang kembali ke Taman Nasional Nairobi diyakini atas kemauannya sendiri. Namun tidak diketahui pasti berapa ekor yang masih berkeliaran.
Sekitar 30 ekor singa hidup di lahan KWS, yang luasnya 17 kilometer persegi. Namun tidak jelas ada berapa ekor singa yang kabur karena petugas tengah memastikan jumlah singa yang ada di dalam taman.
Adapun Taman Nasiona Nairobi dipisahkan oleh jalan utama dari kawasan padat penduduk, termasuk juga daerah kumuh Kibera yang terletak di selatan kota. Sejumlah warga Kibera diketahui marah akibat lambatnya KWS menangkap singa-singa tersebut.
Taman Nasional Nairobi tersebut dipagari di sisi yang berbatasan dengan kota. Namun di sisi lainnya terbuka guna memberi jalan bagi migrasi tahunan hewan.
Atas kejadian ini, para pegiat satwa berpendapat, hilangnya habitat singa di Kenya memperbesar peluang mereka berinteraksi dengan manusia dan ini bisa membahayakan kehdupan keduanya.
BBC | BAGUS PRASETIYO