TEMPO.CO, Nairobi - Kepala intelijen gerakan bersenjata Al-Shabab Mahad Mohammed Karatey, alias Mahat Karatey, tewas terbunuh dalam sebuah serangan udara yang dilancarkan oleh militer Kenya, Kamis, 18 Februari 2016.
"Karatey tewas terbunuh bersama 10 komandan level menengah Al-Shabab beserta 42 anggota baru," ujar sumber militer Kenya.
Sumber militer yang tak bersedia disebutkan namanya itu menerangkan serangan udara yang dilancarkan oleh pasukan pertahanan Kenya tersebut ditujukan terhadap kamp yang dikendalikan oleh militan itu di selatan Somalia. Militer Kenya merupakan salah satu pasukan misi perdamaian Uni Afrika yang mendapatkan tugas di Somalia.
Karatey adalah komandan level tinggi Al-Shabab, dan kepala intelijen militan ini yang dikenal dengan sebutan Amniyat, yang bertanggung jawab melakukan misi pengintaian, memberdayakan ahli peledak bom, dan merencanakan bom bunuh diri.
"Dia pergi ke kamp Nadaris untuk memimpin pelantikan sekitar 80 anggota baru yang siap dikerahkan untuk melakukan serangan teror," kata juru bicara pasukan pertahanan Kenya, Kolonel David Obonyo.
Namun radio milik Al-Shabab, Andulus, mengutip juru bicara kelompok ini membantah kabar kematian Karatey.
Otoritas Kenya yakin Karatey terlibat secara langsung dalam serangan di Universitas Garissa di Kenya tahun lalu dan melakukan serangan bom bunuh diri pada Januari 2016 terhadap pangkalan militer Uni Afrika di El Edde, Somalia.
Tahun lalu, Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat menetapkan Karatey sebagai seorang teroris. Menurut Kementerian, dia memainkan peran kunci dalam pembunuhan massal di Universitas Garissa yang menewaskan sekitar 150 orang. Hampir semua korbannya adalah mahasiswa.
CNN |CHOIRUL AMINUDDIN