TEMPO.CO, Ankara - Sebuah kendaraan penuh bahan peledak disebut-sebut sengaja diledakkan saat konvoi kendaraan militer melintas. Demikian informasi terbaru yang dirilis Kantor Gubernur Ankara, Rabu, 17 Februari 2016. Akibat ledakan itu, lebih dari 40 orang terluka dan belasan orang tewas.
Ledakan ini terjadi di satu kawasan di Ankara yang dekat dengan parlemen dan markas militer Turki. Wakil Perdana Menteri Turki Bekir Bozdag menyebut bom ini "aksi terorisme", seperti dilansir kantor berita BBC, Rabu, 17 Februari 2016.
Gumpalan asap besar tampak mengepul di lokasi ledakan. Saksi mata mengatakan suara ledakan itu menggelegar dan terdengar di seluruh kota. Ambulans dan pemadam kebakaran dikirim ke lokasi kejadian. Pascakejadian ini, Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu telah membatalkan perjalanan ke Brussels, Belgia.
Turki terus terpukul oleh serangan terorisme serius baru-baru ini. “Ada peningkatan kekhawatiran bahwa negara itu bisa menjadi target serangan besar lainnya,” ujar reporter BBC di Istambul, Selin Girit.
Pada Oktober 2015, serangan pada pawai perdamaian menyebabkan sedikitnya 99 orang tewas di Ankara. Pada Januari 2016, seorang pengebom bunuh diri menewaskan 10 orang di Istanbul. Para pejabat mengatakan penyerang memiliki hubungan dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), yang kini menjadi Negara Islam (IS).
Turki sedang menghadapi ancaman keamanan dari kelompok yang berbeda, termasuk ISIS dan Partai Buruh Kurdistan (PKK) yang dilarang.
BBC.COM | ARIEF HIDAYAT