TEMPO.CO, Harare - Otoritas penerbangan Zimbabwe menahan pesawat kargo yang terdaftar di Amerika Serikat setelah mayat seorang penumpang ilegal dan jutaan rand Afrika Selatan-- setara dengan miliaran rupiah--ditemukan di atas pesawat. Koran resmi pemerintah, The Herald, melaporkan pesawat MD-11 itu dalam perjalanan dari Jerman ke Afrika Selatan dengan membawa jutaan rand.
Seperti dilansir The Herald, Senin, 15 Februari 2016, uang itu milik Bank Sentral Afrika Selatan (SARB). Manajer Otoritas Penerbangan Sipil Zimbabwe, David Chawota, mengatakan pesawat itu mendarat di Harare untuk mengisi bahan bakar. "SARB menyadari pesawat kargo yang disewanya berhenti di Harare dan ditahan, menyusul penemuan mayat tak dikenal, yang diduga penumpang gelap."
Chawota berujar, jet yang didaftarkan dengan nama kepemilikan Western Global Airlines ditahan di Bandara Internasional Harare, Senin, 15 Februari 2016. Perusahaan penerbangan ini dilaporkan berbasis di Estero, Florida. Pihak SARB telah mengkonfirmasi hal tersebut dan mengatakan uang itu telah dikembalikan dan kini dikirim ke Afrika Selatan.
"Bank bekerja dengan pihak berwenang untuk memastikan kargo tersebut telah dirilis dan diangkut ke Afrika Selatan," kata pejabat senior SARB, Pradeep Maharaj. Dalam pesawat itu terdapat awak kapal warga Amerika Serikat dan dua orang lagi, masing-masing dari Afrika Selatan dan warga negara Pakistan.
Menurut seorang petugas Kepolisian, para kru tidak tahu ada penumpang lain dalam pesawat tersebut, sampai mayat itu ditemukan. Dilaporkan melalui gambar dalam situs sosial, penumpang yang ditemukan tewas tersebut diyakini menyelinap ke bagian gear pendaratan pesawat.
Penemuan mayat itu terjadi saat mengisi bahan bakar. Terlihat tetesan darah mengucur dari badan pesawat. Insiden penahanan pesawat bukan sekali ini saja terjadi di Harare. Pada 2004, otoritas bandara Harare menahan pesawat dengan 64 orang penumpang atas tuduhan dalam perjalanan meluncurkan kudeta di Guinea.
ZIMBABWE HERALD | YON DEMA