TEMPO.CO, Seoul - Seorang anggota parlemen senior di Korea Selatan mendesak pemerintah mengembangkan senjata nuklir sendiri guna menghadapi ancaman program nuklir dan rudal Korea Utara.
Pemimpin kelompok parlemen Partai Saenuri, Won Yoo-cheol, mengatakan Korea Selatan tidak bisa selamanya bergantung pada Washington. "Kita tidak bisa selamanya bergantung kepada Washington. Jadi kita perlu memiliki senjata nuklir sendiri," katanya ketika berbicara di Majelis Nasional, seperti dikutip dari Sky.com, Senin, 15 Februari 2016.
Amerika selama ini sering menjadi “pelindung” Korea Selatan sejak menarik senjata nuklir taktis dari negara sekutunya itu pada 1991.
Pada tahun yang sama, Seoul dan Pyongyang setuju memastikan Semenanjung Korea bebas nuklir, tapi Korea Utara ngotot menjalankan program senjata nuklir mereka hingga kini.
Komentar Yoo-cheol muncul di tengah kekhawatiran Korea Selatan atas meningkatnya ketegangan dengan Korea Utara, setelah Pyongyang dianggap melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB dengan meluncurkan roket jarak jauh.
Korea Utara mengklaim peluncuran itu merupakan bagian dari program eksplorasi ruang angkasa, tapi sebagian besar dunia melihat itu sebagai uji coba rudal balistik yang disamarkan.
Seruan Yoo-cheol untuk program senjata nuklir independen mendapatkan dukungan publik yang luas, terutama saat ketegangan bergelombang dengan Korea Utara.
Sebuah jajak pendapat dari 1.000 orang yang dirilis pada Senin kemarin oleh surat kabar JoongAng Ilbo menunjukkan 67,7 persen menyetujui Korea Selatan memiliki senjata nuklir sendiri. Pada Minggu, 14 Februari, sebuah jajak pendapat oleh kantor berita Yonhap menyebutkan angka yang setuju sebanyak 54,8 persen.
SKY NEWS | SBS | YON DEMA