TEMPO.CO, Riyadh - Arab Saudi telah mengirimkan pesawat tempur ke pangkalan udara militer Incirlik di Adana, Turki, beberapa hari setelah negara kerajaan tersebut menyatakan kesediaan mereka untuk berpartisipasi dalam operasi darat di Suriah.
Kemarin, juru bicara militer, Brigadir Jenderal Ahmed al-Assiri, menginformasikan kebijakan itu bertujuan meningkatkan operasi militer terhadap kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang bercokol di Damaskus.
Keputusan mengirim beberapa pesawat tempur itu dilakukan setelah pertemuan bersama koalisi internasional yang dipimpin Amerika Serikat di Brussels. Pertemuan itu memutuskan untuk menggandakan kampanye militer terhadap militan di Suriah dan Irak.
"Ahli militer akan mengadakan pertemuan untuk menyelesaikan rincian tersebut dalam beberapa hari lagi," kata Al-Assiri seperti yang dilansir oleh RT News pada 13 Februari 2016.
Sebelumnya, Arab Saudi, Bahrain, dan Uni Emirat Arab menyuarakan kesiapan mereka untuk menyediakan pasukan dalam operasi militer darat di Suriah di bawah pimpinan Amerika. Menteri Luar Turki Mevlut Cavusoglu menyatakan Ankara siap bergabung dalam operasi darat itu.
Dalam perkembangan terkait, Turki dilaporkan membombardir posisi suku Kurdi dan tentara rezim Presiden Bashar al-Assad di Suriah utara. AS, Turki, dan Saudi berbagi kepentingan di Suriah. Ketiganya ingin pemerintah Assad digulingkan pasukan pemberontak.
Pada isu-isu lain, mereka berbeda. Misalnya AS mendukung pasukan Kurdi di Suriah yang mencetak kemenangan militer signifikan terhadap ISIS, tapi Turki menganggap mereka teroris dan menargetkan mereka dengan serangan udara.
Rusia, yang mendukung pemerintah Bashar Assad, melihatnya sebagai satu-satunya kekuatan regional yang mampu mengalahkan ISIS, memperingatkan intervensi darat, yang dipercaya Moskow hanya akan berfungsi untuk memperpanjang perang di Suriah.
RT NEWS | YON DEMA