TEMPO.CO, Tel Aviv - Wakil Menteri Kerjasama Regional Israel, Ayoub Kara menerima kunjungan pemimpin oposisi Suriah Dr. Kamal al-Labwani di gedung parlemen Israel (Knesset) pada hari Minggu, 14 Februari 2016.
Dalam pertemuan tersebut, Labwani menyajikan rencana baru untuk mengendalikan kekerasan dan terorisme di desa Druze, Hader, yang berbatasan dengan wilayah Israel di Dataran Tinggi Golan.
Disebutkan rencana tersebut sebagai proyek percontohan untuk menenangkan daerah lain di Suriah. "Dengan begitu, ini akan membantu mencegah perang dunia yang akan datang," kata Labwani, seperti yang dilansir Jerusalem Post pada 14 Februari 2016.
Pemimpin oposisi Suriah tersebut juga meminta agar Israel membuka perbatasan bagi bantuan kemanusiaan.
Setelah pertemuan itu, Kara menilai semua upaya untuk menangani krisis pengungsi Suriah di dunia telah gagal. Sehingga menurutnya perlu mengadopsi rencana Labwani dan mengurus para pengungsi di dalam Suriah.
Labwani menambahkan, dengan menghentikan terorisme dan kekerasan akan mencegah perang regional yang lebih luas bahkan mungkin perang dunia.
Kunjungan Labwani ke Israel merupakan bagian dari tur beberapa negara di kawasan Timur Tengah, termasuk Qatar, Arab Saudi, Yordania dan lainnya. Dia memperkirakan kunjungannya tersebut mampu mempengaruhi Rusia untuk menghentikan perang di Hader dan kemudian di seluruh Suriah.
Dengan skenarionya tersebut, Labwani melihat Rusia mampu memaksa Iran dan Hizbullah untuk menghentikan pertempuran.
Selain itu, Labwani juga berbicara pada Minggu malam di Konferensi Organisasi Utama Yahudi Amerika Serikat di Yerusalem dan meminta mereka untuk mempengaruhi kebijakan AS untuk mendukung usulannya.
Pemimpin oposisi Suriah juga mencari bantuan Israel membangun rumah sakit besar di dalam wilayah Suriah sehingga korban luka tidak harus dirawat di Israel.
JERUSALEM POST|YON DEMA