TEMPO.CO, Buenos Aires - Penelitian terbaru oleh sekelompok ilmuwan Argentina menyebutkan bahwa penyebab mikrosefali kemungkinan bukan berasal dari virus Zika.
Menurut kelompok peneliti yang menamakan dirinya,Physicians in Crop-Sprayed Towns (PCST) mengatakan bahwa cacat lahir yang menyebabkan pengecilan kepala bayi dan otak abnormal tersebut kemungkinan penyebabnya adalah larvasida beracun. Larva itu disebarkan di pasokan air Brasil guna membasmi nyamuk.
Menurut dokter di PCST, sebuah larvasida kimia yang menghasilkan malformasi pada nyamuk disuntikkan ke pasokan air Brasil pada 2014 untuk menghentikan perkembangan jentik nyamuk di tangki air minum.
Bahan kimia yang dikenal sebagai Pyriproxyfen, digunakan dalam program yang dikelola pemerintah untuk mengontrol populasi nyamuk di negara samba tersebut. Pyriproxyfen adalah larvasida yang diproduksi oleh Sumitomo Chemical, perusahaan yang terkait dengan Monsanto.
"Malformasi terdeteksi dalam ribuan anak-anak dari ibu hamil yang tinggal di daerah yang telah dimasukan pyriproxyfen untuk air minum dan itu bukan kebetulan," tulis PCST dalam laporan, seperti yang dilansir Tech Times pada 14 Februari 2016.
Kelompok dokter asal Argentina menunjukkan bahwa selama epidemi Zika di masa lalu, belum ada kasus mikrosefali terkait dengan virus. Bahkan, sekitar 75 persen penduduk di negara-negara di mana Zika pecah sudah terinfeksi oleh virus nyamuk.
"Di negara-negara seperti Kolombia di mana ada banyak kasus Zika, tidak ada catatan dari microcephaly terkait dengan Zika," kata kelompok itu.
Penelitian tersebut memperkuat penelitian sebelumnya oleh para ahli yang dimuat di The Washington Post. Penelitian pada Januari lalu menyebutkan bahwa dari 732 kasus mikorsefali, hanya 270 kasus yang dikonfirmasi terkait dengan Zika.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan bahwa dalam waktu dekat akan segera menemukan ada tidaknya hubungan antara mikrosefali dengan virus Zika.
Selain itu, WHO juga berjanji akan segera menemukan vaksin untuk mengatasi infeksi yang disebarkan oleh nyamuk aedes aegipty tersebut.
TECH TIMES|YON DEMA