Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Presiden Pakistan Larang Perayaan Valentine, Ini Alasannya

Editor

Grace gandhi

image-gnews
Pengunjung memilih boneka teddy bear berwarna merah yang dipersiapkan untuk perayaan hari Valentine di Baghdad, Irak, 13 Februari 2015. AP/Karim Kadim
Pengunjung memilih boneka teddy bear berwarna merah yang dipersiapkan untuk perayaan hari Valentine di Baghdad, Irak, 13 Februari 2015. AP/Karim Kadim
Iklan

TEMPO.CO, Islamabad - Presiden Pakistan Mamnun Hussain mendesak warganya untuk tidak merayakan Hari Valentine. Menurut Hussain, Hari Valentine bukan menjadi bagian dari negara mayoritas muslim tersebut.

"Hari Valentine tidak ada hubungannya dengan budaya kita dan itu harus dihindari," kata Hussain seperti dilansir Channel News Asia, Sabtu  malam, 13 Februari 2016 dalam sebuah pertemuan yang diadakan untuk menghormati salah satu pahlawan negara kemerdekaan.

Sebagai gantinya, Hussain mendesak orang-orang muda untuk fokus pada studi mereka. Di Peshawar, ibu kota Provinsi Khyber-Pakhtunkhwa, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah bersuara bulat mengeluarkan resolusi melarang perayaan Hari Valentine.

"Sebagian masyarakat kita ingin memaksakan nilai-nilai dan budaya barat pada pemuda kami dengan merayakan Hari Valentine," kata resolusi yang disampaikan oleh anggota dari Jamaat-e-Islami, salah satu partai Islam terbesar di Pakistan.

"Tidak ada tempat dalam budaya kita dan dalam peradaban kita untuk hari tersebut. Perayaan itu hanya bertujuan menyebarkan vulgar dan ketidaksenonohan di kalangan pemuda," katanya.

Pihak berwenang di barat laut distrik Kohat juga menginstruksikan polisi untuk menghentikan setiap perayaan Valentine.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Surat kabar konservatif berbahasa Urdu bahkan beriklan dengan menyebut hari Valentine sebagai A Festival of Obscenity.

"Hanya merenungkan ... besok anak-anak kita akan mulai merayakan Diwali Hindu, Natal Kristen, Festival Islami lainnya. Jadi mari kita menendang keluar festival ini dari kehidupan kita," baris terakhir kata iklan.

Meski dilarang, wartawan AFP di Peshawar menyaksikan masih banyak toko berjualan atribut Valentine, seperti cokelat.

CHANNEL NEWS ASIA | ARKHELAUS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

3 hari lalu

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

Presiden Iran Ebrahim Raisi akan melakukan kunjungan resmi ke Pakistan mulai pekan ini, meski negara itu baru saja diserang Israel pada Jumat lalu


Korea Selatan Punya 12 Perayaan Unik yang Jatuh Setiap Tanggal 14, Apa Itu?

8 hari lalu

Ilustrasi pasangan berpelukan. shutterstock.com
Korea Selatan Punya 12 Perayaan Unik yang Jatuh Setiap Tanggal 14, Apa Itu?

Tanggal 14 menjadi angka spesial dalam kalender Korea Selatan. Tak hanya Black day, ternyata Korea punya 12 perayaan unik yang berkaitan dengan cinta.


10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

9 hari lalu

Polisi berjalan melewati orang-orang yang mengantri untuk memberikan suara mereka di luar tempat pemungutan suara saat pemilihan umum, di Peshawar, Pakistan, 8 Februari 2024. REUTERS/Fayaz Aziz
10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

Negara dengan biaya hidup termurah di dunia pada 2024, Pakistan berada di urutan pertama


Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

10 hari lalu

Korban penusukan di Australia. Istimewa
Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.


Jerman Disebut Minta NATO Blokir Embargo Senjata PBB terhadap Israel

20 hari lalu

Annalena Baerbock bersama Armin Laschet  (kanan) dan Olaf Scholz (kiri)  berfoto sebelum debat televisi calon kanselir Jerman di Berlin,  12 September 2021. (Michael Kappeler/Pool via REUTERS)
Jerman Disebut Minta NATO Blokir Embargo Senjata PBB terhadap Israel

Menlu Jerman Annalena Baerbock disebut mendesak NATO untuk memblokir rancangan resolusi PBB yang menyerukan penghentian ekspor senjata ke Israel.


Risiko Genosida di Gaza, Dewan HAM PBB Rancang Resolusi Embargo Senjata Israel

21 hari lalu

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi berbicara dalam Sidang ke-55 Dewan HAM PBB di Jenewa, Swiss, pada Senin 26 Februari 2024. ANTARA/HO-akun X @Menlu_RI
Risiko Genosida di Gaza, Dewan HAM PBB Rancang Resolusi Embargo Senjata Israel

Dewan HAM PBB akan mempertimbangkan rancangan resolusi pada Jumat 5 April 2024 yang menyerukan embargo senjata terhadap Israel.


Asif Ali Zardari Terpilih sebagai Presiden Pakistan, Mengenali Perjalanan Politiknya

44 hari lalu

Presiden Pakistan Asif Ali Zardari. AFP/MUSTAFA OZER
Asif Ali Zardari Terpilih sebagai Presiden Pakistan, Mengenali Perjalanan Politiknya

Asif Ali Zardari mantan suami Benazir Bhutto yang dua kali menjabat perdana menteri Pakistan


Putusan Pengadilan Pakistan: Hukuman Gantung Zulfikar Ali Bhutto Sewenang-wenang

50 hari lalu

Gedung Mahkamah Agung Pakistan di Islamabad, Pakistan. REUTERS/Akhtar Soomro
Putusan Pengadilan Pakistan: Hukuman Gantung Zulfikar Ali Bhutto Sewenang-wenang

44 tahun lalu, Zulfikar Ali Bhutto, ayah Benazir Bhutto, dihukum gantung dengang sewenang-wenang di bawah rezim militer Pakistan Jenderal Zia-ul-Haq.


Partai Sekutu Imran Khan Tak Penuhi Syarat Masuk Parlemen Pakistan

51 hari lalu

Mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan berhenti sejenak saat berbicara dengan Reuters selama wawancara, di Lahore, Pakistan 17 Maret 2023. REUTERS/Akhtar Soomro/
Partai Sekutu Imran Khan Tak Penuhi Syarat Masuk Parlemen Pakistan

Kandidat independen dari Dewan Sunni Ittehad (SIC) yang didukung partai Imran Khan, yakni Pakistan Tehreek-e-Insaf tak memenuhi syarat masuk parlemen.


Bulog Membeli Beras 300 Ribu Ton dari Thailand dan Pakistan, Tambah Stok Jelang Ramadan

52 hari lalu

Seorang pedagang menjual beras di pasar di Kota Quezon, Filipina pada 6 September 2023. (Xinhua/Rouelle Umali)
Bulog Membeli Beras 300 Ribu Ton dari Thailand dan Pakistan, Tambah Stok Jelang Ramadan

Perum Bulog mengimpor beras sebanyak 300 ribu ton dari Thailand dan Pakistan untuk memperkuat stok pangan nasional menghadapi Ramadan dan Idul Fitri