TEMPO.CO, Caracas - Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, mengumumkan, Jumat bahwa terdapat tiga kematian terkait virus Zika di negaranya. Itu menjadi korban meninggal dunia pertama di negara itu sehubungan dengan virus yang disebarkan oleh nyamuk.
Berbicara di televisi nasional, Maduro mengatakan ada 319 kasus Zika yang dikonfirmasi di Venezuela. Dia mengatakan 68 pasien dengan komplikasi Zika dalam perawatan intensif. Ia menambahkan negara memiliki obat yang diperlukan untuk mengobati mereka.
"Sayangnya kami memiliki tiga kematian akibat Zika," kata Maduro, seperti yang dilansir IBT News pada 12 Februari 2016. Tanpa memberi rincian apapun, Maduro mengatakan 5.221 kasus dugaan Zika telah dilaporkan dari 5 November 2015 sampai 8 Februari 2016.
Komentar Maduro datang setelah negara-negara Amerika Selatan lainnya sedang meningkatkan upaya membasmi virus, yang diduga menyebabkan kerusakan otak pada bayi. Pada 28 Januari, Menteri Kesehatan Venezuela, Luisana Melo mengatakan negara itu telah mencatat 4.700 kasus yang dicurigai.
Angka itu perkiraan pertama dari pemerintah di negara Amerika Selatan yang berpenduduk 30 juta jiwa, yang sedang berjuang dengan krisis ekonomi dan politik. Dia menambahkan Venezuela juga mencatat 255 kasus sindrom Guillain-Barre, gangguan neurologis yang dapat menyebabkan kelumpuhan atau bahkan kematian.
Dokter telah memperingatkan bahwa kekurangan akut obat-obatan dan akses terhadap air yang telah menyebabkan penduduk setempat untuk menyimpan air dalam wadah terbuka sehingga menciptakan tempat berkembang biak bagi nyamuk sehingga mengancam untuk memperburuk wabah virus.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan keadaan darurat internasional terkait virus Zika pada 1 Februari. Hingga saat ini tidak ada vaksin atau obat untuk menyembuhkan Zika.
IBT NEWS | NDTV | YON DEMA