TEMPO.CO, New Delhi - Seekor kambing dan pemiliknya ditahan polisi daerah Koriya, sebelah utara Chhattisgarh, India, setelah hewan ternak itu didakwa “menginvasi” kebun di rumah seorang hakim.
Pemiliknya, Abdul Hassan, didakwa melanggar beberapa bagian KUHP India karena kambingnya memakan beberapa tumbuhan dan tanaman serta merusak kebun hakim itu. Kepala Kantor Polisi Janakpur, R.S. Paikra, mengatakan satu penuntutan dikenakan terhadap pemilik kambing setelah tukang kebun hakim mengajukan keluhan.
Menurut Paikra, Hassan pernah diarahkan untuk memantau hewan ternaknya, tapi dia mengulangi kesalahan itu. Polisi mengatakan terdakwa telah mengabaikan peringatan yang diberikan kepadanya selama lebih dari seminggu dan akhirnya ditahan serta didakwa dengan KUHP India Pasal 447 (pelanggaran), 427 (merusak dan menghancurkan properti orang lain), dan 151 (menciptakan gangguan publik).
Seperti dilansir Times of India pada 10 Februari 2016, Hasan dan kambingnya diproses di pengadilan pada Selasa, 9 Februari 2016, dan langsung dikirim ke penjara.
Seorang polisi yang enggan disebutkan namanya mengatakan, "Karena insiden ini ada kaitan dengan hakim HK Ratre, dia tidak dapat diabaikan. Kambing itu pernah menginvasi kebun tersebut pada 6 Februari dan sekali lagi pada Senin."
Keduanya ditahan setelah laporan dibuat. Hassan, 40 tahun, meminta maaf dan mengakui kesalahannya. Kejadian itu mendapat perhatian media sosial karena banyak yang bersimpati terhadap kambing tersebut.
Menurut satu Tweet: "Kambing tidak tahu hukum. Kita berdoa hakim memberinya pengampunan. Setiap kali salah satu pejabat tinggi tersinggung, tindakan polisi adalah berbeda, Jai Ho."
Pemimpin kongres lokal, Shailesh Nitin Trivedi, menyindir polisi atas insiden itu. Dia mengatakan, "Penangkapan kambing adalah tindakan konyol. Polisi Chhattisgarh telah menghina dirinya sendiri. Mereka membiarkan terduga kasus pemerkosaan bergerak bebas, tapi berfokus pada hal yang tidak penting."
Kasus penahanan terhadap hewan bukanlah hal baru di India. Tahun lalu, burung beo di Chandrapur di Maharashtra ditahan setelah seorang wanita tua mengajukan keluhan karena membuat komentar cabul. Burung bernama Hariyal itu diduga dilatih selama dua tahun oleh pemiliknya, Suresh Sakharkar, untuk menyerang secara verbal terhadap ibu tirinya, Janabai.
Dalam kasus serupa, polisi mengurung burung merpati di Desa Manwal di Punjab tahun lalu atas dugaan menjadi mata-mata Pakistan. Burung tersebut diduga sebagai mata-mata karena ditemukan catatan dalam bahasa Urdu yang terikat di kakinya.
TIMES OF INDIA | YON DEMA