TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Intelijen Nasional Amerika Serikat, James Clapper mengatakan, Korea Utara telah mengaktifkan kembali pembangkit plutonium yang dapat menyediaka bahan bakar bagi senjata nuklir. Menurutnya, Pyongyang telah mengambil langkah untuk membuat sistem peluru kendali balistik antar benua.
"Kajian lanjutan kami menyatakan Korea Utara telah mengoperasikan pembangkit pada waktu yang cukup, sehingga negara itu bisa mendapatkan kembali plutonium dari bahan bakar yang dipakai pembangkit dalam waktu beberapa minggu atau bulan," kata Clapper seperti dilansir BBC, Selasa 9 Februari 2016.
Pengaktifan plutonium dilakukan Korea Utara setelah Korut meluncurkan roket jarak jauhnya beberapa hari lalu. Peluncuran roket jarak jauh tersebut sendiri menurut sejumlah pihak merupakan sebuah uji coba teknologi peluru kendali yang dilarang.
Sebelumnya, Peluncuran roket jarak jauh Korea Utara dianggap sebagai pelanggaran oleh Dewan Keamanan PBB. Dewan Keamanan PBB dengan suara bulat mengecam peluncuran roket jarak jauh oleh Korea Utara.
Baca: Suriah dan Rusia Dituding Pakai Bom Curah Hadapi Pemberontak
Dalam sidang darurat di New York pada Ahad (07/02), Presiden Dewan Keamanan PBB Rafael Ramirez Carreno, yang juga menjabat sebagai Duta Besar Venezuela, mengatakan Dewan Keamanan PBB akan mengadopsi resolusi untuk memberlakukan sanksi kepada Korea Utara. Sanksi tersebut, Carreno, rencananya akan dijatuhkan sebagai tanggapan atas tindakan Korea Utara yang dikatakan sebagai pelanggaran berbahaya dan serius.
Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Samantha Power, mengatakan resolusi baru terkait hukuman yang dijatuhkan kepada Korea Utara ini harus mencakup langkah-langkah tegas. Lebih lanjut ia menyerukan Cina sebagai sekutu dekat Korea Utara untuk mendukung resolusi baru.
"Kami menaruh harapan kepada Cina, seperti seluruh anggota Dewan Keamanan, akan melihat ancaman besar bagi kawasan dan keamanan serta perdamaian internasional, memandang pentingnya mengadopsi langkah-langkah keras yang belum pernah ditempuh sebelumnya, membuat gebrakan baru di sini, melebihi ekspektasi Kim Jong-un," kata Power.
Korea Utara mengatakan peluncuran roket jarak jauh berhasil menempatkan satelit di orbit.
BBC | INGE KLARA SAFITRI