TEMPO.CO, Teheran - Kepala Garda Revolusi Iran Mohammad Ali Jafari, Sabtu, 6 Februari 2016, mengatakan Arab Saudi tidak memiliki keberanian mengirim pasukan darat ke Suriah dan memperingatkan bahwa mereka akan dihabisi jika berani masuk.
"(Saudi) membuat klaim seperti itu, tapi saya tidak berpikir mereka cukup berani melakukannya. Bahkan, jika mengirim pasukan, mereka pasti akan dikalahkan. Itu menjadi aksi bunuh diri," katanya seperti dikutip dari laman Middle East Online.
Sebelumnya, seorang juru bicara militer Saudi, Kamis, 4 Februari 2016, mengatakan kerajaan Saudi siap mengirim pasukan darat ke Suriah dalam rangka melawan kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Ucapan Jafari tersebut menjadi sikap resmi pertama Iran guna menanggapi pernyataan Arab Saudi pekan ini bahwa mereka siap bergabung dengan operasi darat di Suriah jika aliansi militer pimpinan Amerika Serikat memutuskan melakukannya.
Analis mengatakan, dengan pasukan pemberontak menghadapi kekalahan telak akibat kekuatan militer Rusia yang didukung Suriah, sekutu mereka Arab Saudi dan Turki mungkin akan mengirimkan pasukan darat walau dalam jumlah terbatas.
Nasib kelompok oposisi yang didukung Saudi diketahui berjuang untuk menggulingkan Presiden Bashar al-Assad. "Saya pikir Arab Saudi sangat ingin melakukan sesuatu di Suriah," kata Andreas Krieg, dari Departemen Studi Pertahanan di King College London.
Pada Jumat, 5 Februari 2016, juru bicara Komando Pusat Amerika Serikat, Pat Ryder, menyambut kesediaan Arab Saudi mengirim tentara untuk melawan ISIS. Amerika Serikat menyeru anggota koalisi berbuat lebih banyak dalam konflik itu.
MIDDLE EAST ONLINE | MECHOS DE LROCHA