TEMPO.CO, Ankara - Turki membantah militernya siap-siap invasi ke Suriah utara. Sebaliknya, negara ini menuduh Rusia telah melakukan kejahatan perang di Suriah dengan menembaki warga sipil. Keterangan tersebut diperoleh CNN melalui sumber pemerintah Turki yang tak disebutkan namanya.
"Sederhananya, mereka sedang mengalihkan perhatian dari serangan terhadap warga sipil ke isu invasi militer ke Suriah," kata sumber tersebut kepada CNN. "Turki memiliki hak mengambil tindakan yang diperlukan demi melindungi keamanan negara."
Pernyataan Turki itu disampaikan setelah Mayor Jenderal Igor Konashenkov, sebagaimana dikutip kantor berita Rusia, Novosti, mengatakan Moskow yakin ada aktivitas di wilayah Turki yang berbatasan dengan Suriah. Menurut dia, ada indikasi siap-siap invasi.
"Ada tanda-tanda tersembunyi atas kegiatan pasukan Turki di wilayah Turki. Kami mencatatnya dengan cermat," ujar Konashenkov.
Ketika ditanya tentang klaim Rusia dalam pertemuan dengan wartawan, juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, John Kirby, menuturkan, "Saya akan bicarakan dengan Turki soal tudingan itu. Kami melanjutkan kerja sama dengan Turki guna menumpas ISIS di Suriah."
Rusia secara terbuka bergabung dalam perang saudara pada September 2015 dengan cara mendukung pasukan Presiden Suriah Basar al-Assad lewat serangan udara. Rusia kehilangan satu jet tempur dan seorang pilotnya setelah armada udaranya itu ditembak jatuh.
Seusai insiden itu, Rusia melakukan embargo ekonomi terhadap Turki, melarang impor segala jenis barang, termasuk pelarangan perjalanan, dan kerja sama antarperusahaan.
CNN | CHOIRUL AMINUDDIN