TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Duta Besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat, Dino Patidjalal menyebut nama Hillary Rodham Clinton sebagai calon presiden Amerika Serikat yang paling tahu mengenai kondisi dan hubungan diplomasi Indonesia dan Amerika. Meski begitu Dino enggan menyebut bila Hillary Clinton adalah satu-satunya calon yang paling berpengaruh.
"Semua calon, siapapun yang terpilih saya rasa pasti berpengaruh bagi hubungan diplomatik Indonesia dan Amerika Serikat, tapi kalau ditanya siapa yang paling tahu mengenai Indonesia, tidak ada lagi selain Hillary Clinton," kata Dino Patidjalal, saat diwawancara Tempo dalam acara "Diplomasi Bakso" yang digagas olehnya di restoran cepat saji Bakmi Gadjah Mada, Sarinah, Rabu 3 Februari 2016.
Menurut Dino, Hillarry Clinton adalah calon presiden yang memiliki hubungan paling dekat dengan Indonesia. Sebab sebagai menteri luar negeri AS, Hillary Clinton pernah menerapkan kebijakan luar negeri bernama Pivot to Asia, tepatnya di tahun 2011. Kebiijakan ini adalah kebijakan yang mengubah arah prioritas hubungan diplomatik Amerika ke Asia.
"Kebijakan ini menguntungkan Indonesia, sebab negara pertama yang dianggap paling penting adalah Indonesia, dan ketika itu, negara pertama yang dikunjungi Hillary adalah Indonesia," ujar Dino. Meski sosok Hillary Clinton cukup memahami Indonesia, belum tentu warga Indonesia di AS condong mendukung pilihan politik warga AS untuk Hillary. "Kalau itu saya kurang tahu," ujarnya.
Pemilihan presiden Amerika Serikat akan berlangsung pada 8 November 2016. Terdapat beberapa calon kuat yang diperkirakan ikut serta dalam pilpres, baik dari Demokrat maupun Republik. Selain Hillary Clinton, dari Partai Demokrat ada Wakil Presiden Amerika, Joe Biden dan Senator Senior perempuan, Elizabeth Warren. Sedangkan dari Partai Republik ada mantan Menteri Luar Negeri AS, Condoleeza Rice dan Senator Senior, Sarah Palin yang dulu pernah mencalonkan diri sebagai wakil presiden AS dalam pemilu presiden tahun 2008,
CHETA NILAWATY