TEMPO.CO, Athena- Seorang nenek dan seorang nelayan asal Yunani bersama dengan seorang aktris Hollywood yang melakukan aksi sosial di Yunani, dinominasikan untuk menerima penghargaan bergengsi Nobel Perdamaian.
"Apa yang saya lakukan? Aku tidak melakukan apa-apa, "tanya Emilia Kamvisi, nenek berusia 85 tahun dari pulau Lesvos, Yunani, ketika mendengar namanya dinominasikan untuk menerima Hadiah Nobel Perdamaian.
Kamvisi menjadi terkenal setelah dia dan dua temannya yang berusia 89 dan 85 tahun tertangkap kamera tengah memberi makan bayi pengungsi Suriah pada musim gugur lalu. Para jompo itu juga membantu pengungsi yang selamat dari perjalanan berbahaya dari Turki dengan menggunakan perahu.
Nama Kamvisi ada di antara tiga orang yang dinominasikan untuk menerima Nobel sebagai simbolis mewakili "perilaku dan sikap organisasi dan relawan Yunani dalam menghadapi krisis pengungsi besar."
Kamvisi tidak pernah mengharapkan bahwa perbuatan mulianya akan mendapat balasan. Diakuinya bahwa semua itu dilakukan karena dia juga pernah merasa sebagai pengungsi dan mengingatkannya pada hidup di bawah pendudukan Nazi.
"Kami melihat orang-orang menangis di kapal, orang yang meninggalkan rumah-rumah mereka, orang yang tidur di jalan-jalan," katanya, seperti yang dilansir Trust pada 1 Februari 2016.
Selain dirinya, seorang nelayan bernama Stratis Valiamos, yang telah menyelamatkan puluhan pengungsi yang tenggelam, dan artis Hollywood Susan Sarandon, yang menghabiskan Natal untuk membantu pengungsi di Yunani, juga dinominasikan oleh akademisi Yunani dan Komite Olimpiade Hellenic.
"Orang-orang mengatakan 'kau pahlawan,' tapi ini bukan kepahlawanan, itu hal yang normal untuk dilakukan," kata Valiamos.
"Ketika sedang memancing dan ada perahu tenggelam di sebelah Anda dan mereka berteriak minta tolong, Anda tidak bisa berpura-pura tidak mendengar mereka," tambahnya.
Ribuan orang, termasuk semua anggota parlemen, telah membuat pilihan terhadap para nominator tersebut, yang telah dikirim dengan menggunakan cap pos paling lambat pada 1 Februari lalu. Pemenang uang tunai senilai US$ 1,2 juta atau sebesar Rp 16,3 miliar akan diumumkan pada Oktober mendatang oleh The Norwegian Nobel Institute.
Yunani, telah tenggelam selama bertahun-tahun akibat depresi ekonomi dan harus berjuang untuk mengatasi para pengungsi. Penduduk setempat dan relawan seperti Kamvisi dan nelayan 40 tahun Stratis Valiamos patut diapresiasi karena rela membantu dalam kekurangan.
Tahun lalu, Yunani telah menjadi pintu gerbang utama ke Eropa bagi lebih dari satu juta orang yang melarikan diri dari perang, penindasan dan kemiskinan di negara-negara seperti Suriah, Irak dan Afghanistan.
TRUST|YON DEMA