TEMPO.CO, Jakarta - Pekan ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan menggelar pertemuan darurat guna membahas soal merebaknya virus zika, yang dianggap lebih buruk daripada ebola. Virus zika lebih banyak berkembang di daerah tropis, terutama di Amerika Latin, sedangkan ebola cepat berkembang di Afrika.
Menurut para ahli kesehatan, El Nino, badai dengan temperatur hangat dari Pasifik menuju Amerika Selatan, dianggap dapat mendorong merebaknya zika. "Virus ini dikembangkan nyamuk Aedes aegypti, yang suka suhu hangat."
Baca Juga:
Brasil, salah satu negara tropis di Amerika Latin, pernah mendapat serangan luar biasa dari virus zika pada Oktober 2014. Di negeri ini, sejumlah perempuan hamil terkena zika sehingga menyebabkan bayi yang dilahirkan memiliki kepala dan otak kecil.
Sebagaimana ditulis Dailymail, saat ini, muncul ketakutan terhadap virus yang telah merebak di 23 negara tersebut akibat nyamuk. "Namun El Nino memainkan peran penting dalam mempercepat berkembangnya virus ini."
Direktur Jenderal WHO Margaret Chan mengatakan organisasi yang dipimpinnya sangat menaruh perhatian pada merebaknya virus tersebut, terutama di Brasil, yang menghantam kaum perempuan hamil.
"Kondisi cuaca yang dipicu El Nino menyebabkan nyamuk pembawa virus zika mudah merebak," ujarnya. El Nino, menurut PBB, dapat menyebabkan meningkatnya beragam penyakit yang ditimbulkan nyamuk, termasuk demam berdarah, chikungunya, dan zika.
DAILYMAIL | CHOIRUL AMINUDDIN