TEMPO.CO, Jakarta - Kampanye calon Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mendapat sorotan media Amerika karena biaya topi yang dinilai terlalu besar. Topi itu juga diproduksi imigran Latin, yang selama ini ditolak Trump dalam kampanyenya.
Dalam laporan keuangan kampanye yang dilaporkan kepada Komisi Pemilihan Umum Federal (FEC), diketahui Trump menghabiskan dana kampanye sebesar US$ 10,8 juta atau sekitar Rp 147 miliar. Dari jumlah itu, diketahui sebesar US$ 900 ribu digunakan untuk memproduksi pernak-pernik kampanye. Dan dari jumlah itu, US$ 326 ribu (sekitar Rp 4,5 miliar) digunakan untuk membuat topi pada kuarter terakhir 2015.
Topi resmi yang dikeluarkan tim kampanye Trump bertulisan “Make America Great Again”. Topi tersebut kerap digunakan Trump dalam setiap kesempatan tampil berkampanye. Topi itu dijual seharga US$ 25 per buah (sekitar Rp 340 ribu). Topi itu kini menjadi bahan perbincangan hangat di Amerika.
Pasalnya, topi-topi itu diproduksi sebuah perusahaan bernama Cali-Fame, di Carson, California, yang sebagian besar pekerjanya adalah keturunan imigran Latin. Hal ini dinilai bertolak belakang dengan kampanye Trump yang tak menghendaki imigran dan bahkan berencana membangun tembok sepanjang perbatasan dengan Meksiko.
Presiden Cali-Fame Brian Kennedy mengatakan perusahaannya memiliki 80 persen pekerja yang merupakan keturunan Latin. "Saya katakan kepada mereka, 'Kita tidak berpolitik, kita di sini untuk bekerja'," ujarnya.
Pesanan pembuatan topi Trump itu juga membuat buruh-buruh Cali-Fame bergejolak. "Ketika kami mendapat orderan itu, saya mengatakan kepada diri sendiri, 'Tunggu saja sampai dia tahu siapa yang membuat topi-topi ini. Kami adalah keturunan Latin'," kata salah seorang buruh Cali-Fame, Yolanda Melendrez.
TITO SIANIPAR | THE GUARDIAN