TEMPO.CO, Tokyo - Menteri Perekonomian dan Kebijakan Fiskal Jepang Akira Amari mengundurkan diri akibat skandal korupsi yang melibatkannya. Pernyataan ini dikeluarkannya pada jumpa pers di Tokyo, Kamis, 28 Januari 2016.
Namun Amari menampik menerima suap dari salah satu perusahaan konstruksi, seperti apa yang dimuat di salah satu majalah Jepang.
Pengunduran ini diperkirakan akan menjadi guncangan bagi Perdana Menteri Shinzo Abe. Amari merupakan Menteri Perekonomian dan Kebijakan Fiskal sejak 2012. Ia disebut sebagai salah satu orang kepercayaan Shinzo Abe di parlemen.
Sebagai negosiator untuk perjanjian Trans Pacific Partnership (TPP), Amari akan mengunjungi Selandia Baru untuk menandatangani perjanjian tersebut. Dia juga dikenal sebagai arsitek dari Abenomics, yaitu rencana Abe untuk menjadi negara ekonomi terbesar ketiga dari deflasi.
Amari akan digantikan Nobuteru Ishihara, yang sebelumnya merupakan Menteri Lingkungan.
Sebuah majalah Jepang menuliskan, Amari dan rekannya telah menerima uang dan pemberian yang bernilai 12 juta yen atau Rp 1,4 miliar. Pemberian ini diberikan oleh perusahaan konstruksi untuk kepemilikan lahan.
Amari mengatakan ia menerima uang yang disebutnya sebagai donasi politik. Namun, ia berujar, beberapa di antaranya disalahgunakan oleh stafnya.
Amari merupakan anggota keempat pada kabinet Abe yang mengundurkan diri karena tuduhan kasus suap. Untuk pengunduran Amari, Abe juga meminta maaf atas hal ini.
BBC | MAWARDAH NUR HANIFIYANI