TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Yasuaki Tanizaki, mengatakan pelajar Indonesia yang belajar bahasa Jepang jumlahnya sekitar 870 ribu atau terbanyak kedua di dunia setelah Tiongkok.
Tanizaki berujar, jumlah itu menjadi perhatian dan pihaknya berusaha meningkatkannya. Meskipun telah ada perubahan kurikulum pendidikan bahasa Jepang di Indonesia, "Perlu usaha lain agar angka tersebut meningkat, termasuk bantuan untuk meningkatkan pendidikan bahasa Jepang di Indonesia," ucapnya saat memberi sambutan pada acara penandatanganan kontrak bantuan hibah pengadaan peralatan laboratorium multimedia bahasa Universitas Dharma Persada di Kedutaan Besar Jepang, Jakarta, Rabu, 27 Januari 2016.
Sebelumnya, pemerintah Jepang menghibahkan dana senilai hampir Rp 1 triliun kepada Universitas Dharma Persada untuk membiayai pengadaan peralatan laboratorium multimedia di institusi itu.
Sementara itu, Wakil Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Kozo Honsei, menuturkan bantuan untuk meningkatkan pendidikan bahasa Jepang merupakan salah satu kebijakan utama pemerintah Jepang.
"Semua bangsa di Asia dan seluruh dunia penting bagi Jepang untuk meningkatkan pendidikan bahasa Jepang. Di Indonesia, ada banyak orang yang belajar bahasa Jepang. Karena itu, kami pikir Indonesia penting sekali," katanya.
Ia berujar, sewaktu menjadi kepala bendahara di Kementerian Luar Negeri Jepang dua tahun lalu, ia memutuskan memberikan dana senilai 20 miliar yen untuk proyek kemitraan Jepang dengan Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) selama lima tahun pada periode 2014-2019.
Proyek tersebut berupa pengiriman pengajar sukarelawan atau guru ke sekolah-sekolah yang memberikan pendidikan bahasa Jepang di ASEAN. Ia menjelaskan, dari 3.000 pengajar sukarelawan, setengahnya ditempatkan di Indonesia. Pengajar tersebut juga melakukan pertukaran budaya dengan penduduk setempat. Ia berharap kemitraan Jepang dengan Indonesia akan semakin baik pada masa mendatang.
ANTARA