TEMPO.CO, Jakarta - Polisi di India barat mencegah ratusan perempuan yang melakukan aksi jalan ke sebuah kuil tradisional, yang hanya terbuka untuk laki-laki. Pengunjuk rasa ingin mengakses tempat berdoa, tapi dihentikan di sebuah desa berjarak 70 kilometer dari tujuan mereka di negara bagian Maharashtra.
Kelompok ini ingin mengakhiri praktek "memalukan" yang membatasi perempuan terhadap kuil utama di Shani Shingnapur. Beberapa laporan mengatakan sekitar 600 polisi dikerahkan di daerah tersebut.
Tagar #RightToWorship menjadi trending topic di India sebagai momentum protes. Candi Shani Shingnapur di Ahmadnagar didedikasikan untuk Tuhan Shani, yang diyakini menjadi personifikasi dari Planet Saturnus.
Kampanye ini telah mengumpulkan dukungan di media India dan di media sosial. Banyak orang menggunakan #RightToWorship dan #RightToPray untuk mengekspresikan dukungan gerakan wanita ini.
"Kami bertekad mengakhiri praktek menjijikkan di Hari Republik," Trupti Desai, presiden kelompok itu, mengatakan kepada surat kabar India.
Menurut beberapa laporan media India, protes yang dipimpin oleh kelompok perempuan yang disebut Bhumata Ranragini Brigade (Woman Warriors of Mother Earth) berhasil menggalang partisipasi hingga 1.000 perempuan.
Mayoritas demonstran melakukan perjalanan ke kuil dengan berjalan kaki, tapi dihentikan oleh sekelompok polisi di kota Supa, sekitar 70 kilometer dari kuil. Para wanita mengatakan mereka tidak akan bergerak sampai diizinkan melanjutkan perjalanan mereka ke kuil.
Namun pendeta kuil dan penduduk di dekatnya telah menentang langkah itu. Mereka mengatakan akan membentuk barikade di sekitar candi untuk mencegah perempuan masuk.
BBC | ARKHELAUS