TEMPO.CO, Jakarta - Alat detektor sonar laut dalam yang digunakan dalam operasi pencarian bangkai pesawat Malaysia Airlines MH370 di dasar laut, dilaporkan hilang.
Menurut Badan Pusat Koordinasi Badan Bersama (JACC), alat yang dikenal 'towfish' itu fokus di dasar laut seluas 120.000 kilometer persegi di selatan Samudera Hindia.
"Towfish bertabrakan dengan lumpur vulkanik yang naik hampir 2.200 meter dari dasar laut menyebabkan kabel derek kendaraan itu terbuka.
"Akibatnya towfish dan 4.500 meter kabel terpisah dari kapal dan kini terdampar di dasar laut," kata lembaga itu melalui pernyataan pada Senin, 25 Januari 2016.
Tidak ada laporan mengenai awak atau kru kapal bersangkutan yang mengalami cedera dan JACC mengatakan bahwa akan segera memperbaiki kapal tersebut.
Seperti yang dilansir Guardian pada 25 januari 2016, pemerintah Australia dan pihak berwenang lainnya berjanji akan mendapatkan kembali towfish yang hilang tersebut.
Sementara itu, awak kapal kini telah kembali ke permukaan guna menyiapkan sebuah towfish cadangan untuk digunakan.
Biro Transportasi dan Keselamatan Australia, mengatakan perlu waktu sekitar 12 hari agar kapal dapat kembali ke lokasi pencarian sebelumnya. Mencari ke seluruh area masih diharapkan dilakukan sampai pertengahan 2016.
MH370 hilang pada Maret 2014 bersama 239 penumpang ketika penerbangan dari Kuala Lumpur ke Beijing, yang memicu misteri dalam sejarah penerbangan dunia. Pesawat diyakini telah jatuh di Samudera Hindia dan sebuah pencarian ekstensif telah dijalankan selama 18 bulan terakhir.
Setelah awalnya berfokus pada survei visual untuk mencoba untuk menemukan puing-puing mengambang, fase baru untuk pencarian dimulai pada bulan Oktober 2014 untuk menjelajahi dasar laut menggunakan dua kapal, yang Fugro Penemuan dan GO Phoenix.
Pencarian dasar laut menuju Australia adalah antara operasi paling mahal pernah dilakukan.
GUARDIAN|SKY NEWS|CNN|YON DEMA