Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Geger, ISIS Ungkap Video Aksi 9 Pelaku Teror Paris

Editor

Bobby Chandra

image-gnews
Potongan video yang menampilkan wajah seorang pria anggota ISIS, Ukasha al-Irak dimana video tersebut diterbitkan pada 24 Januari 2016. Video tersebut menampilkan 9 wajah pelaku teroris Paris yang diduga kuat diambil sebelum aksinya pada 13 November 2015 lalu. REUTERS
Potongan video yang menampilkan wajah seorang pria anggota ISIS, Ukasha al-Irak dimana video tersebut diterbitkan pada 24 Januari 2016. Video tersebut menampilkan 9 wajah pelaku teroris Paris yang diduga kuat diambil sebelum aksinya pada 13 November 2015 lalu. REUTERS
Iklan

TEMPO.COParis - Sebuah video propaganda terbaru telah dipublikasikan oleh pusat media kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Itu adalah pengungkapan gambar dan pernyataan terakhir sembilan milisi yang meluncurkan serangan ganas di Paris dan merenggut sedikitnya 130 nyawa pada 13 November 2016.

Video tersebut diunggah ke saluran resmi ISIS lewat aplikasi berbagi pesan dan gambar Telegram yang menampilkan tiga warga Prancis, empat warga Belgia, dan dua warga Irak. Mereka mengenakan seragam kamuflase di sebuah lokasi di gurun sebelum serangan menggemparkan itu terjadi.

BACA: INFOGRAFIK TEROR SARINAH: Bergaya Paris, Beraroma Poso

"Ini pesan terakhir sembilan singa Khalifah yang digerakkan dari tempat persembunyian mereka untuk membuat seluruh Prancis bertekuk lutut," kata seorang komentator dalam video itu. Beberapa milisi terlihat sedang memenggal kepala tawanan dan memberikan kuliah panjang diselingi rekaman media internasional terkait dengan serangan maut itu.

Seperti dilansir New York Post pada 25 Januari 2016, Perdana Menteri Inggris David Cameron turut ditampilkan sedang menyatakan rasa solidaritas kepada rakyat Prancis setelah serangan itu. Video diakhiri dengan pesan tegas yang menyatakan siapa saja yang mencoba menghalangi, "akan menjadi sasaran pedang kami."

BACA: Rudal Amerika Ditulisi Pesan 'From Paris, With Love'

Video berdurasi 17 menit, yang dirilis pada Ahad, 24 Januari 2016, menunjukkan sejauh mana perencanaan ISIS terhadap serangan Paris. Hal ini juga kemungkinan dimaksudkan sebagai alat rekrutmen untuk menggalang anggota baru.

Namun Kementerian Luar Negeri Prancis dan Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat serta pemerintah Inggris hingga kini menolak memberikan setiap review tentang pengungkapan video tersebut, yang di dalamnya turut mengutuk Barat dan berisi ancaman menyerang Inggris.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

BACA: Begini Detik-detik Serangan Bom Teror Paris

Adapun juru bicara kelompok pengamat media sosial militan, Flashpoint Global Partners, Laith Alkhouri, mengatakan video itu memenuhi semua kriteria sebagai rekaman otentik.

Pada malam serangan tersebut, para milisi ISIS dipecah menjadi tiga kelompok yang beraksi dengan menargetkan stadion sepak bola, kafe, dan gedung konser di Paris. Dua pria warga Irak dikenal sebagai Ali al-Iraqi dan Ukashah al-Iraqi diyakini membawa paspor palsu Suriah ketika mencoba menyerang Stadion Stade de France.

Pemerintah Prancis masih belum bisa mengidentifikasi identitas dua penyerang lagi setelah tujuh identitas penyerang lain diumumkan.

NEW YORK POST | YON DEMA

BERITA MENARIK
Polisi Sebut Tersangka Pembunuh Mirna Cuma Satu
Cara Mudah Menghitung Siklus Gerhana Matahari


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

3 hari lalu

Kepala Staf Angkatan Darat Israel Herzi Halevi. Reuters
Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.


Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

11 hari lalu

Suasana peringatan
Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

Rwanda pada Minggu memulai peringatan selama satu pekan untuk memperingati 30 tahun genosida terhadap ratusan ribu warga etnis Tutsi pada 1994.


Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

12 hari lalu

Basarnas Medan bersama tim SAR gabungan mengevakuasi Adrea Zoe, pelancong asal Prancis, yang hilang di Bukit Sipiso-piso, Minggu, 7 April 2024. Foto: Istimewa
Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

Basarnas Medan bersama tim SAR gabungan menemukan Adrea Zoe, 52 tahun, perempuan asal Prancis yang hilang di Bukit Sipiso-piso, Kabupaten Karo


Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

12 hari lalu

Saidakrami Murodali Rachabalizoda, tersangka penembakan di tempat konser Balai Kota Crocus, duduk di balik dinding kaca kandang terdakwa di pengadilan distrik Basmanny di Moskow, Rusia 24 Maret 2024. REUTERS/Shamil Zhumatov
Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia


Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

12 hari lalu

Pekerja bantuan Australian World Central Kitchen (WCK), Lalzawmi
Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

Beberapa negara Eropa sekutu Israel pertimbangkan hentikan penjualan senjata akibat pembunuhan tujuh relawan World Central Kitchen di Gaza


Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

13 hari lalu

Anggota ISIS memegang bendera di Raqqa , 29Juni 2014. REUTERS
Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.


Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

17 hari lalu

Seorang anak laki-laki Palestina berjalan di lokasi serangan Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 27 Maret 2024. Israel tetap melancarkan serangan walaupun Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) mengesahkan resolusi seruan gencatan senjata segera di Jalur Gaza Palestina. REUTERS/Bassam Masoud
Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

Prancis mengadakan konsultasi tertutup dengan Dewan Keamanan PBB untuk mengajukan resolusi tentang pemantauan penerapan gencatan senjata di Gaza.


Asal Usul 1 April sebagai April Mop, Budaya Ngeprank yang Bermula Sejak 1582

18 hari lalu

April Mop Happy Fool Day by Boldsky
Asal Usul 1 April sebagai April Mop, Budaya Ngeprank yang Bermula Sejak 1582

April Mop atau April Fool's Day pada 1 April punya kisah panjang sejak 1582.


Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

21 hari lalu

Sebuah tanda tergantung di gerbang sebuah gedung di Universitas Harvard di Cambridge, Massachusetts, AS, 6 Juli 2023. REUTERS/Brian Snyder
Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

Seorang dokter Prancis "mengikat buku itu dengan kulit manusia yang diambil tanpa persetujuan dari jasad pasien wanita," menurut Perpustakan Harvard


Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

21 hari lalu

Seorang tersangka penyerangan penembakan di tempat konser Balai Kota Crocus dikawal di dalam pengadilan distrik Basmanny di Moskow, Rusia 24 Maret 2024. REUTERS/Shamil Zhumatov
Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."