Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tajikistan Larang Warganya Berjenggot dan Berjilbab

image-gnews
Ilustrasi jenggot. Independent.co.uk
Ilustrasi jenggot. Independent.co.uk
Iklan

TEMPO.CO, Dushanbe - Pemerintah Tajikistan, atau yang biasa disebut Tajik, mewajibkan warganya yang memiliki jenggot untuk segera mencukurnya. Hal tersebut dilakukan dalam upaya mencegah radikalisme di negara bekas Uni Soviet tersebut.

Awal pekan ini, polisi di wilayah Khatlon, Tajikistan, mengatakan mereka telah mencukur jenggot hampir 13 ribu pria sebagai bagian dari "kampanye antiradikalisasi".

Djovid Akramov , warga Tajik, mengatakan dihentikan oleh polisi Tajik di luar rumahnya bersama dengan anaknya berusia 7 tahun, bulan lalu. Ia ternyata dibawa ke kantor polisi di Dushanbe untuk mencukur jenggot.  

"Mereka menyebut saya Salafi, radikal, musuh publik. Kemudian dua dari mereka memegang tangan saya, sementara satu lagi mencukur setengah dari janggut saya," kata Akramov, seperti dilansir BBC pada 22 Januari 2016.

Selain mencukur jenggot, kampanye tersebut juga melarang perempuan Tajik mengenakan  jilbab dan cadar hitam, terutama di sekolah-sekolah dan universitas. Larangan berjilbab juga berlaku di semua lembaga negara.

Polisi mengatakan, tahun lalu, mereka telah menutup sekitar 160 toko yang menjual jilbab dan meyakinkan 1.773 perempuan untuk berhenti memakai jilbab.

Menurut pemerintah, jenggot dan jilbab merupakan budaya asing dan tidak sesuai dengan budaya asli Tajikistan.

"Jangan menyembah nilai asing, jangan mengikuti budaya asing. Kenakan warna pakaian tradisional dan bukan hitam," kata Presiden Emomali Rakhmon. Bahkan saat berkabung, wanita Tajik (harus) memakai seragam putih, bukan hitam."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bukan hanya itu, sebelumnya, otoritas telah meminta orang tua untuk memberikan nama anaknya menggunakan nama Tajik tradisional, bukan nama Arab atau asing.

Kampanye pemerintah dijelaskan oleh kebutuhan untuk melawan radikalisasi di tengah kekhawatiran bahwa Asia Tengah mungkin mengikuti jalan negara-negara seperti Afghanistan, Irak, atau Suriah, yang terjebak dalam ekstremisme.

Menurut perkiraan resmi, ada lebih dari 2.000 orang Tajik bergabung dalam pertempuran di Suriah.

Menurut data resmi, populasi muslim di Tajik mencapai 99 persen . Namun ateisme secara resmi didorong selama 70 tahun kekuasaan Soviet.

Negara berpenduduk sebesar 7,1 juta orang telah berjuang dengan kemiskinan dan ketidakstabilan sejak merdeka dari Uni Soviet, lebih dari dua dekade lalu. Mereka masih sangat bergantung pada Rusia. Sebagian besar warga Tajik pergi untuk bekerja di Rusia.


BBC|AL JAZEERA|YON DEMA

Baca juga:
Mabes Polri Tantang Bahrun Naim ke Indonesia
Jurnalis Pro-ISIS Ancam Bunuh Semua Rekannya, kecuali...

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tajikistan Gelar Referendum Hapus Masa Jabatan Presiden  

23 Mei 2016

Taman Nasional Pamir di Tajikistan memiliki luas 2,6 juta hektar, sekitar 18 persen dari total luas negara itu. Gempa bumi dan cuaca ekstrim sering melanda wilayah ini sehingga tidak banyak ditinggali manusia. Taman ini menjadi rumah bagi macan tutul salju, ibex (sejenis kambing hutan di Siberia), domba Marco Polo dan markhor (sejenis kambing hutan). Un.org
Tajikistan Gelar Referendum Hapus Masa Jabatan Presiden  

Tajikistan menggelar referendum untuk melanggengkan kekuasaan Presiden Emomali Rakhmon, yang berkuasa sejak 1992.


Imomali Rakhmon Terpilih Lagi Jadi Presiden Tajikistan

7 November 2013

Taman Nasional Pamir di Tajikistan memiliki luas 2,6 juta hektar, sekitar 18 persen dari total luas negara itu. Gempa bumi dan cuaca ekstrim sering melanda wilayah ini sehingga tidak banyak ditinggali manusia. Taman ini menjadi rumah bagi macan tutul salju, ibex (sejenis kambing hutan di Siberia), domba Marco Polo dan markhor (sejenis kambing hutan). Un.org
Imomali Rakhmon Terpilih Lagi Jadi Presiden Tajikistan

Jabatan terkahir sesuai dengan konstitusi.


Tajikistan Larang Anak-anak Beribadah

5 Agustus 2011

sxc.hu
Tajikistan Larang Anak-anak Beribadah

Undang-undang mengenai pertanggungjawaban orang tua tersebut juga melarang anak-anak perempuan mengenakan permata, kecuali giwang.


Helikopter Militer Tajikistan Jatuh, 28 Tentara Tewas

7 Oktober 2010

Helikopter Militer Tajikistan Jatuh, 28 Tentara Tewas

Juru bicara Garda Nasional menduga kecelakaan terjadi akibat kegagalan teknis. Namun, ia enggan merinci kecelakaan tersebut. Sumber Reuters lainnya menepis anggapan helikopter tersebut jatuh akibat diserang.


Tajikistan Tuduh Militan Islam Lakukan Serangan, 23 Serdadu Tewas  

20 September 2010

Tajikistan Tuduh Militan Islam Lakukan Serangan, 23 Serdadu Tewas  

Tentara bayaran dari Pakistan dan Afganistan.