TEMPO.CO, Tokyo - Steven Spielberg penah membuat film pada 1993 "Schindler's List" bercerita mengenai seorang pengusaha Jerman, Oskar Schindler, menyelamatkan sekitar 1.100 Yahudi dari kejaran Nazi. Dua puluh tiga tahun setelah itu, ada pahlawan lain yang menyelamatkan nyawa Yahudi selama Holocaust berlangsung. Kisah itu dibuat film feature.
Siapa pahlawan itu?Dia adalah Chiune Sugihara, seorang diplomat Jepang yang bertugas di konsulat di Kaunas, Lithuania, pada awal berkecamuknya Perang Dunia II. Antara 31 Juli hingga 28 Agustus 1940, Sugihara bersama istrinya saban hari menghabiskan malam panjangnya untuk menulis dan mengeluarkan visa lebih dari 2.000 bagi pengungsi Yahudi yang putus asa dari kejaran Nazi dan membangun kehidupan baru di Jepang.
Langkah nekad pasangan Sugihara itu tetap dilakukan diam-diam karena bertentangan dengan kebijaksanaan pemerintah Jepang.
Kisah nyata Sugihara itu diangkat ke dalam film berjudul Persona Non Grata yang akan diputar untuk pertama kalinya di Amerika Serikat pada 31 Januari 2016 bersamaan dengan Festival Film Yahudi Atlanta.
Film ini mendapatkan pengarahan dari sutradara berdarah campuran Jepang-Amerika Cellin Gluck -sangat terkenal untuk karya film Remember the Titans, Transformers, dan Contact. Pengambilan gambar film ini lebih banyak di Polandia dan dibintangi oleh aktor Jepang, Toshiaki Karasawa sebagai Sugihara.
Dalam film tersebut, Sugihara, yang kadang-kadang dipanggil "Schindler Jepang" menyelamatkan lebih dari 6.000 orang sebelum dia meninggalkan Lithuania. Dia melanjutkan menulis dan meloloskan visa bagi sejumlah orang dari jendela kereta yang terbuka sebelum dia meninggalkan Kaunas.
Ketika dia kembali ke Jepang beberapa tahun kemudian, diplomat ini dilaporkan diminta mengundurkan diri dari jabatannya di pemerintahan. Sejak itu, dia terpaksa melakukan pekerjaan apa saja dan menikmati hidupnya hingga 1968 ketika ada kabar seseorang mengontaknya untuk menyelamatkan hidupnya.
Gluck, sutradara filim Persona Non Grata, mengatakan kepada Nippon, tujuan pembuatan film ini adalah ingin menggambarkan kehidupan Sugihara yang jauh lebih besar daripada kehidupannya. Menurut Gluck, berbeda dengan Schindler yang menyelamatkan orang yang bekerja di pabrik miliknya, sementara Sugihara menyelamatkan orang-orang yang sama sekali tidak pernah dikenal dan dilihat.
"Pahlawan lahir ketik orang biasa melakukan hal-hal yang luar biasa," ucap Gluck. Dia melanjutkan, "Sugihara tidak mengiklankan atau memamerkan kepahlawanannya. Dia hanya melakukan apa yang dia pikir benar, dan sebagai hasilnya, ribuan nyawa rakyat diselamatkan, dan keturunan mereka akhirnya berjumlah puluhan ribu. Itulah yang membuatnya pahlawan."
HUFFINGTONPOST | CHOIRUL AMINUDDIN
Baca juga:
Tito Karnavian Tolak Militer Berwenang Tangkap Teroris
Warga Berlan Kerap Sweeping Pembeli Narkoba