Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Heroik Dosen Kimia Lindungi Mahasiswanya dari Taliban

image-gnews
Seorang siswa berduka, usai kampusnya Bacha Khan diserang oleh kelompok militan bersenjata di Charsadda, Pakistan, 20 Januari 2016. Serangan kelompok militan tersebut telah melukai dan membunuh dosen dan sejumlah mahasiswa. REUTERS
Seorang siswa berduka, usai kampusnya Bacha Khan diserang oleh kelompok militan bersenjata di Charsadda, Pakistan, 20 Januari 2016. Serangan kelompok militan tersebut telah melukai dan membunuh dosen dan sejumlah mahasiswa. REUTERS
Iklan

TEMPO.COIslamabad - Saad Shafgat tak kuasa mencucurkan air mata menceritakan wafatnya Doktor Hamid Hussain, dosen mata kuliah Kimia Organik, Universitas Charsadda, Pakistan.

"Saya melihat beliau menenteng senjata dan berlari menuju ke lokasi penyerangan. Beliau menembaki para militan, tapi militan menembaknya hingga tewas," ujar Saad, seorang mahasiswa kepada Al Jazeera, Rabu, 20 Januari 2016.

Taliban Pakistan memang mengaku melakukan serangan terhadap Universitas Charsadda pada Rabu, 20 Januari 2016. Serangan pengecut terhadap komunitas akademik itu menewaskan 20 orang dan melukai 50 korban lainnya.

Menurut sejumlah mahasiswa, Hussain tewas ditembak setelah mencoba menembak balik para penyerang. "Kami akan melakukan apa saja yang bisa dilakukan. Beliau meninggalkan pesan kepada kami sebelum meninggal," kata seorang mahasiswa lainnya.

Jika pemerintah dan pasukan keamanan tidak sanggup menyediakan keamanan bagi kami, kata dia, kami akan bertindak dengan tangan kami sendiri.

Hussain meninggalkan seorang istri dan dua anak. "Saudara perempuanku merasa hancur setelah mendengar kabar kematian suaminya. Kami semua berkabung," tutur Naseem Akhbar, saudara ipar Hussain.

Akhbar melanjutkan, "Dia akan dikenang atas keberaniannya. Hussain mencabut senjata demi melindungi rekan-rekan dan mahasiswanya."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Seorang pejabat distrik yang tak bersedia disebutkan namanya, dengan alasan tak memiliki otoritas, mengatakan warga di distrik tersebut membawa senjata untuk menjaga keselamatan karena situasi keamanan buruk.

"Saya tidak menyalahkan mereka karena serangan bisa terjadi setiap saat. Kami sudah lama meminta tim keamanan di distrik, tapi sejauh ini mereka sepertinya tidak peduli terhadap keamanan kami," ucapnya.

Menurut dia, Universitas Charsadda sudah lama mendapatkan ancaman. Semua orang tahu, termasuk pihak intelijen yang menerima peringatan, bahwa militan akan melakukan serangan.

"Namun tidak ada aksi penjagaan sama sekali," katanya. Sumber Al Jazeera ini melanjutkan, "Banyak orang siap meninggalkan rumah mereka dan angkat senjata melawan teroris di universitas."

AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN 

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

2 hari lalu

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

Presiden Iran Ebrahim Raisi akan melakukan kunjungan resmi ke Pakistan mulai pekan ini, meski negara itu baru saja diserang Israel pada Jumat lalu


10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

8 hari lalu

Polisi berjalan melewati orang-orang yang mengantri untuk memberikan suara mereka di luar tempat pemungutan suara saat pemilihan umum, di Peshawar, Pakistan, 8 Februari 2024. REUTERS/Fayaz Aziz
10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

Negara dengan biaya hidup termurah di dunia pada 2024, Pakistan berada di urutan pertama


Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

9 hari lalu

Korban penusukan di Australia. Istimewa
Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.


Jerman Disebut Minta NATO Blokir Embargo Senjata PBB terhadap Israel

19 hari lalu

Annalena Baerbock bersama Armin Laschet  (kanan) dan Olaf Scholz (kiri)  berfoto sebelum debat televisi calon kanselir Jerman di Berlin,  12 September 2021. (Michael Kappeler/Pool via REUTERS)
Jerman Disebut Minta NATO Blokir Embargo Senjata PBB terhadap Israel

Menlu Jerman Annalena Baerbock disebut mendesak NATO untuk memblokir rancangan resolusi PBB yang menyerukan penghentian ekspor senjata ke Israel.


Risiko Genosida di Gaza, Dewan HAM PBB Rancang Resolusi Embargo Senjata Israel

20 hari lalu

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi berbicara dalam Sidang ke-55 Dewan HAM PBB di Jenewa, Swiss, pada Senin 26 Februari 2024. ANTARA/HO-akun X @Menlu_RI
Risiko Genosida di Gaza, Dewan HAM PBB Rancang Resolusi Embargo Senjata Israel

Dewan HAM PBB akan mempertimbangkan rancangan resolusi pada Jumat 5 April 2024 yang menyerukan embargo senjata terhadap Israel.


Asif Ali Zardari Terpilih sebagai Presiden Pakistan, Mengenali Perjalanan Politiknya

43 hari lalu

Presiden Pakistan Asif Ali Zardari. AFP/MUSTAFA OZER
Asif Ali Zardari Terpilih sebagai Presiden Pakistan, Mengenali Perjalanan Politiknya

Asif Ali Zardari mantan suami Benazir Bhutto yang dua kali menjabat perdana menteri Pakistan


Putusan Pengadilan Pakistan: Hukuman Gantung Zulfikar Ali Bhutto Sewenang-wenang

48 hari lalu

Gedung Mahkamah Agung Pakistan di Islamabad, Pakistan. REUTERS/Akhtar Soomro
Putusan Pengadilan Pakistan: Hukuman Gantung Zulfikar Ali Bhutto Sewenang-wenang

44 tahun lalu, Zulfikar Ali Bhutto, ayah Benazir Bhutto, dihukum gantung dengang sewenang-wenang di bawah rezim militer Pakistan Jenderal Zia-ul-Haq.


Partai Sekutu Imran Khan Tak Penuhi Syarat Masuk Parlemen Pakistan

50 hari lalu

Mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan berhenti sejenak saat berbicara dengan Reuters selama wawancara, di Lahore, Pakistan 17 Maret 2023. REUTERS/Akhtar Soomro/
Partai Sekutu Imran Khan Tak Penuhi Syarat Masuk Parlemen Pakistan

Kandidat independen dari Dewan Sunni Ittehad (SIC) yang didukung partai Imran Khan, yakni Pakistan Tehreek-e-Insaf tak memenuhi syarat masuk parlemen.


Bulog Membeli Beras 300 Ribu Ton dari Thailand dan Pakistan, Tambah Stok Jelang Ramadan

51 hari lalu

Seorang pedagang menjual beras di pasar di Kota Quezon, Filipina pada 6 September 2023. (Xinhua/Rouelle Umali)
Bulog Membeli Beras 300 Ribu Ton dari Thailand dan Pakistan, Tambah Stok Jelang Ramadan

Perum Bulog mengimpor beras sebanyak 300 ribu ton dari Thailand dan Pakistan untuk memperkuat stok pangan nasional menghadapi Ramadan dan Idul Fitri


Dua Partai Dinasti Politik Pakistan Berupaya Membentuk Koalisi

19 Februari 2024

Pendukung partai mantan Perdana Menteri Imran Khan, Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI), berkumpul selama protes menuntut hasil pemilu yang bebas dan adil, di luar kantor komisi pemilihan provinsi di Karachi, Pakistan, 11 Februari 2024. REUTERS/  Akhtar Soomro
Dua Partai Dinasti Politik Pakistan Berupaya Membentuk Koalisi

PML-N dan PPP sedang berupaya membentuk koalisi pemerintahan Pakistan setelah pemilu 2024.