TEMPO.CO, Ouagadougou - Al Qaeda mengunggah foto tiga pria yang diklaim sebagai penyerbu sebuah hotel di Burkina Faso. Mereka mengenakan seragam militer dan membawa senapan mesin. "Kami bertanggung jawab atas serangan pekan lalu," bunyi pernyataan al Qaeda.
Para penyerbu tersebut, menurut al Qaeda, bernama Al-Battar Al-Ansari, Abu Muhammad al-Ahmad al-Buqali, dan Fulani. Al Qaeda menjelaskan, mereka sengaja menyasar Hotel Splendid sebagai target serangan temasuk orang-orang yang tampak berwajah Eropa.
Dalam aksi serangan tersebut, sedikitnya satu warga Amerika Serikat, dan enam warga Kanada, serta masing-masing satu orang tewas dari Belanda, dan Swiss. Mereka di antara 29 dari 18 negara berbeda yang tewas akibat penyerbuan yang berlangsung selama 15 jam. "Satu korban tewas berusia sembilan tahun," tulis Dailymail, Senin, 18 Januari 2016.
"Kami sengaja menjadikan hotel tersebut sebagai sasaran serangan karena digunakan mengorganisir melawan Islam dan menjarah kekayaan Afrika," bunyi pernyataan kelompok militan tersebut. Al Qaeda menambahkam, "Serangan tersebut sebagai balasa dendam terhadap kaum muslim di Afrika Tengah dan Mali."
Pasukan khusus Burkina Faso dibantu 30 pasukan komando Prancis melakukan serbuan balik ke Hotel Splendid di Ouagadougou guna mengusir mereka pada Sabtu malam, 16 Jnauari 2016, waktu setempat. Tiga pria bersenjata tewas setelah terjadi adu senjata sebelum hotel dikuasai sepenuhnya oleh pasukanBurkina Faso.
Seorang korban selamat asal Slovenia mengatakan, "Kami mendengar tembakan, granad, ledakan suaranya bergema sangat keras sepanjang malam." Antropologis ini melanjutkan, "Mereka datang lagi dan masuk ke dalam cafe Capuccino sembari memuntahkan tembakan. Jika melihat orang berkulit putih mereka bergerak selanjutnya menembaknya."
Saksi mata lain, Yannick Sawadogo, bercerita, "Insiden ini sangat mengerikan, darah berceceran di mana-mana. Mereka menembaki orang dari jarak dekat. Mereka berjalan memutari orang dan menembak orang yang sudah mati."
Robert Sangare, Kepala Rumah Sakit Yalgado Ouedraogo, mengatakan, seorang perempuan Eropa dilarikan ke rumah sakit setelah mendapatkan serangan kelompok militan. "Kemarin, seorang warga negara Belanda berusia 67 tahun tewas."
Menteri Luar Negeri Ukraina menerangkan, "Empat anggota keluarga Ukraina juga tewas dalam insiden serangan."
Burkina Faso menyatakan berkabung nasional selama tiga hari. Dalam sebuah pesan yang disiarkan melalui media televisi, Presiden Faso Roch Marc Christian Kabore meminta rakyat Burkona Faso bersatu melawan terorisme.
DAILYMAIL | CHOIRUL AMINUDDIN