Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Arab Saudi Tahan Aktivis Perempuan  

image-gnews
Dua perempuan berbincang usai memberikan suara di pemilu perwakilan tingkat kota di Riyadh, Arab Saudi, 12 Desember 2015. Tidak hanya sebagai pemilih, dalam pemilu ini untuk pertama kalinya perempuan Arab Saudi dapat menjadi kandidat. REUTERS/Faisal Al Nasser
Dua perempuan berbincang usai memberikan suara di pemilu perwakilan tingkat kota di Riyadh, Arab Saudi, 12 Desember 2015. Tidak hanya sebagai pemilih, dalam pemilu ini untuk pertama kalinya perempuan Arab Saudi dapat menjadi kandidat. REUTERS/Faisal Al Nasser
Iklan

TEMPO.CO, Beirut - Kerajaan Arab Saudi menahan seorang aktivis hak asasi manusia pada Selasa, 12 Januari 2016. Upaya penahanan ini terkait dengan kebijaksanaan Saudi menekan perbedaan pendapat.

Aktivis yang ditahan itu adalah Samar Badawi, perempuan yang getol memperjuangkan pembebasan suaminya, Waleed Abu al-Khair, yang dijebloskan ke penjara selama 15 tahun terkait aktivitasnya sebagai pengritik pemerintah.

Samar juga bersaudara dengan Raef Badawi, blogger Saudi yang ditahan 10 tahun dan didenda sejumlah uang karena mengritik pemerintah terkait dengan agama di negeri itu melalui website. Meskipun lembaga internasional meminta dia dibebaskan, Badawi tetap mendekam di penjara.

Amnesty International, organisasi yang melaporkan penahanan Samar Badawi, mendesak otoritas Saudi menghormati hak asasi manusia.

Samar menghadapi masalah dengan pihak berwenang Saudi sekitar dua pekan setelah Saudi mengeksekusi 47 orang, termasuk ulama kenamaan Syiah, Sheikh Nimr al-Nimr. Sementara itu, Raef Badawi dipenjara karena dituding menghina polisi. Namun kelompok hak asasi menyatakan dia ditahan lantaran berceramah berapi-api untuk menjatuhkan keluarga Kerajaan Saudi.

Samar Badawi sebenarnya tidak membela hal semacam itu. Dia menuntut hak-hak perempuan lebih besar di negara yang membatasi pernikahan, melakukan perjalanan ke luar negeri, dan mendapatkan perawatan kesehatan tanpa harus didampingi laki-laki muhrimnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada 2012, Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat memberikan penghargaan kepada Samar Samar sebagai perempuan internasional pemberani. Selanjutnya, ketika menjabat Menteri Luar Negeri Amerika, Hillary Clinton menuturkan Samar adalah perempuan pertama yang menggugat wali hakimnya yang mencegahnya menikah dengan pria pilihannya. Dia juga menggugat pemerintah Saudi atas haknya memilih wali kota.

Pada 2014, Kerajaan Saudi melarang Samar pergi meninggalkan Saudi. “Dia ditahan Kerajaan pada Selasa, 12 Januari 2016, bersama putrinya yang berusia 2 tahun,” bunyi pernyataan Amnesty International.

Belum jelas benar alasan Samar Badawi ditahan dan tuduhan yang dialamatkan kepadanya. Dalam sebuah pesan tertulis, juru bicara Menteri Dalam Negeri, Mayor Jenderal Mansour Turki, menolak tudingan bahwa Samar Badawi ditahan. “Dia hanya dimintai keterangan di kantor polisi terkait dengan pertanyaan dari seorang jaksa,” tutur Mansour.

NEW YORK TIMES | CHOIRUL AMINUDDIN


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Arab Saudi Masuk Daftar Hitam Pembunuh Anak Yaman

13 November 2017

Seorang perawat menggendong anak kurang gizi di rumah sakit di Sanaa, Yaman, 28 Juli 2015. Perang di Yaman telah menewaskan lebih dari 3.500 orang. UNICEF mengatakan korban tewas termasuk 365 anak-anak. REUTERS/Khaled Abdullah
Arab Saudi Masuk Daftar Hitam Pembunuh Anak Yaman

Arab Saudi masuk daftar hitam PBB untuk kasus pembunuhan anak-anak di Yaman yang jumlahnya mencapai 683 anak.


Arab Saudi Tidak Beri Kompensasi untuk Korban Crane Jatuh

25 Oktober 2017

Detik-detik Crane Jatuh di Mekah
Arab Saudi Tidak Beri Kompensasi untuk Korban Crane Jatuh

Pengadilan Arab Saudi membebaskan Grup Saudi Bin Laden dari kewajiban membayar kompensasi kepada korban crane jatuh di Mekah tahun 2015.


Arab Saudi Akan Kembalikan Islam Menjadi Moderat

25 Oktober 2017

Arab Saudi Kian Terbuka
Arab Saudi Akan Kembalikan Islam Menjadi Moderat

Putra mahkota mengatakan Arab Saudi akan mengembalikan agama Islam menjadi moderat dan berpandangan terbuka terhadap semua agama.


Bertemu Putin, Raja Salman Beli Rudal S-400 Seharga Rp 40 Triliun

6 Oktober 2017

Presiden Rusia Vladimir Putin berbincang dengan Raja Arab Saudi Salman di Kremlin di Moskow, Rusia, 5 Oktober 2017. Empat hari di Rusia, Raja Salman akan membicarakan tentang minyak dan konflik Suriah. REUTERS
Bertemu Putin, Raja Salman Beli Rudal S-400 Seharga Rp 40 Triliun

Raja Salman dan Putin bersepakat Saudi membeli senjata sistem pertahanan udara S-400 senilai US$ 3 miliar atau sekitar Rp 40,4 triliun.


Raja Salman Melawat ke Rusia untuk Pertama Kali, Ini Agendanya

4 Oktober 2017

Seorang pendukung gerakan Houthi dan mantan Presiden Ali Abdullah Saleh mengacungkan dua jarinya saat memperingati dua tahun intervensi militer koalisi Saudi di Sanaa, Yaman, 26 Maret 2017. Koalisi Saudi melakukan penyerangan sejak. REUTERS/Khaled Abdulla
Raja Salman Melawat ke Rusia untuk Pertama Kali, Ini Agendanya

Raja Salman akan berkunjung ke Rusia untuk pertama kalinya Kamis depan.


Goyang Macarena di Jalan, Remaja 14 Tahun Ditangkap Polisi Saudi

23 Agustus 2017

Kepolisian Arab Saudi menahan seorang bocah yang berjoged di jalanan. theguardian.com
Goyang Macarena di Jalan, Remaja 14 Tahun Ditangkap Polisi Saudi

Remaja berusia 14 tahun ditangkap polisi Arab Saudi akibat goyang Macarena di jalan


Terungkap, Putra Mahkota Ingin Saudi Hengkang dari Perang Yaman

15 Agustus 2017

Mohammad bin Salman bin Abdulaziz Al Saud. independent.co.uk
Terungkap, Putra Mahkota Ingin Saudi Hengkang dari Perang Yaman

Sebuah bocoran email mengungkap bahwa Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Mohammad bin Salman menginginkan negaranya keluar dari perang Yaman.


Dabbing Ala Rapper, Artis Populer Arab Saudi Ditahan

15 Agustus 2017

Penyanyi Arab Saudi, Abdallah Al Shaharani ditangkap karena melakukan gerakan dabbing di atas panggung. Youtube.com
Dabbing Ala Rapper, Artis Populer Arab Saudi Ditahan

Abdallah Al Shaharani, penyanyi Arab Saudi ini melakukan gerakan dabbing dalam sebuah festival musik


Saudi Minta Irak Bantu Pulihkan Hubungan dengan Iran

14 Agustus 2017

Sejumlah petugas pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api yang melahap kantor Kedubes Arab Saudi di Teheran, Iran, 2 Januari 2016. REUTERS
Saudi Minta Irak Bantu Pulihkan Hubungan dengan Iran

Arab Saudi minta bantuan Irak memperbaiki hubunganya dengan Iran.


Arab Saudi Bakal Jadikan Laut Merah Sebagai Lokasi Wisata

2 Agustus 2017

Wisatawan menikmati air di sebuah pantai di resor Laut Merah, Sharm el-Sheikh, Kairo, 27 Maret 2015. REUTERS/Amr Abdallah Dalsh
Arab Saudi Bakal Jadikan Laut Merah Sebagai Lokasi Wisata

Proyek ini dalam rangka mengurangi ketergantungan Arab Saudi akan pendapatan dari penjualan minyak.