TEMPO.CO, Shah Alam - Dua warga negara Indonesia (WNI) tewas, delapan lainnya luka kritis saat sebuah bus wisata masuk ke parit di KM 46, Jalan Klang-Teluk Intan, Kuala Selangor, Malaysia, Sabtu, 9 Januari 2016.
Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia, Kementerian Luar Negeri RI, Lalu Muhammad Iqbal mengkonfirmasi terjadinya kecelakaan tersebut.
“Jumlah penumpang WNI 40 orang, dua meninggal dunia, enam orang dirujuk ke Hospital Sungai Buloh dan 32 orang dirujuk ke Hospital Tanjung Karang,” kata Iqbal.
Menurut Iqbal, sampai Sabtu malam yang masih dirawat inap sebanyak empat orang, semuanya di Rumah Sakit Sungai Buloh. Dua jenazah di Rumah Sakit Tanjung Karang. Adapun yang luka ringan sudah diizinkan keluar dari rumah sakit.
Satu jenazah asal Medan akan dipulangkan dengan pesawat MH 860 ETA 8.50. Sedangkan satu jenazah lagi diketahui asal Pasuruan masih ditelusuri ahli warisnya.
Korban selamat sebagian masih menginap di mess agen perusahaan bus, sebagian lagi pulang ke rumah masing-masing. Iqbal memastikan semua penumpang berstatus legal. “Bagi yang memerlukan, satgas akan membantu dokumen perjalanan dan pass khusus dari imigrasi Malaysia bagi yang izin tinggalnya akan habis,” kata Iqbal.
Menurut Iqbal, dari pertemuan di lokasi dengan polisi, sopir bus dan penumpang yang selamat di Sekinchan, Selangor, diperoleh informasi bahwa bus berangkat dari Taman Seni, Kuala Lumpur menuju pelabuhan jetty di Perak.
Supir bernama Rudi, warga negara Malaysia, mengaku di susul oleh sebuah truk container. Ekor truk melibas kepala bis kehilangan kendali. Bus lalu menghajar menghajar tiang dan parit di sisi kiri. Supir terlempar keluar dan tidak sadarkan diri.
Menurut pengakuan penumpang, bus tiba di Klang Sentral dari arah Hutan Melintang pukul 1.00 dini hari menuju Pasar Seni Kuala Lumpur untuk menurunkan penumpang. Dari Pasar Seni bus kembali ke Klang Sentral dan baru berjalan dr Klang Sentral pukul 4.00 pagi menuju Hutan Melintang.
Selanjutnya KBRI akan terus berkoordinasi dengan otoritas setempat guna memastikan seluruh korban, meninggal maupun luka, tertangani dengan baik. KBRI juga akan meminta informasi ke polisi mengenai tanggung jawab Perusahaan Bus Ayah Raja atas kejadian ini dan apakah penumpang tercover asuransi perjalanan atau tidak.
Kemlu RI dan KBRI Kuala Lumpur telah membuka hotline bagi keluarga korban. Hotline KBRI Kuala Lumpur di +60 19 334 5114 dengan Yudha sedangkan hotline Kemlu di 081289009045 dengan Herman.
NATALIA SANTI