TEMPO.CO - Tentara Israel menembak mati tiga warga Palestina di Tepi Barat, pada Kamis, 7 Januari 2016. Israel mengklaim, penembakan itu terpaksa dilakukan karena tiga orang itu menyerang mereka dengan senjata tajam. Bentuk serangan seperti ini sudah sering terjadi selama empat bulan terakhir. Terutama di Gush Etzion Junction. "Kami telah mencegah serangan dan menembak penyerang," kata seorang tentara Israel.
Pejabat di Kementerian Kesehatan Palestina membenarkan kematian tiga warga Palestina itu. Namun dia menegaskan tidak ada tentara Israel yang terluka.
Insiden penusukan terjadi hampir setiap hari di Tepi Barat sejak awal Oktober 2015. Beberapa dilaporkan terjadi juga serangan terhadap mobil dan penembakan oleh warga Palestina yang menewaskan 21 warga Israel dan seorang warga negara AS. Dikhawatirkan kejadian ini semakin meningkat, setelah satu dekade pemberontakan Palestina mereda.
Di sisi lain, pasukan Israel bersenjata telah menewaskan sedikitnya 136 warga Palestina pada periode yang sama. Sebanyak 86 orang di antaranya diklaim sebagai "penyerang". Sedangkan sisanya tewas setelah terlibat bentrok dengan pasukan keamanan.
Lonjakan serangan itu diduga muncul akibat rasa frustrasi warga Palestina atas runtuhnya pembicaraan damai yang disponsori Amerika Serikat pada 2014. Kegagalan ini memicu pertumbuhan permukiman Yahudi di tanah Palestina. Sementara warga muslim menyerukan untuk penghancuran Israel.
REUTERS | ARKHELAUS