TEMPO.CO, Paris - Polisi Prancis menembak mati seorang pria membawa belati dan melilit tubuhnya dengan bahan peledak saat akan memasuki kantor polisi di Distrik Goutte d'Or, Kamis, 7 Januari 2016. "Dia tewas ditembak ketika memaksa masuk ke kantor polisi," ujar pejabat Prancis yang tak bersedia disebutkan namanya.
Seorang saksi mata yang berada di sekitar 50 meter dari kantor polisi mengatakan kepada FRANCE 24, dia mendengar suara secara jelas Allhu Akbar. "Pria itu melilit tubuhnya dengan lilitan bom palsu," kata polisi.
Penembakan itu berlangsung sehari setelah peringatan satu tahun serangan berdarah terhadap koran satire Prancis, Charlie Hebdo, di ibu kota Prancis, Paris. "Pria itu meneriakkan Allahu Akbar dalam bahasa Arab," Luc Poigmant, petugas kepolisian setempat, menegaskan.
Seorang petugas kepolisian yang tak besedia disebutkan namanya karena tak berwenang memberikan keterangan kepada media massa mengatakan, petugas kepolisian sedang menyelidiki insiden di kantor polisi Paris tersebut. "Sepertinya ini adalah aksi terorisme bukan aksi kejahatan biasa."
Kawasan di Distrik Goutte d'Or, sebelah utara Paris, ditutup usai penembakan. "Warga setempat yang tinggal di flat di sekitar tempat kejadian perkara diperkenankan memasuki area tersebut setelah polisi melakukan pemeriksaan," kata wartawan FRANCE 24, Clovis Casali.
Pada 7 januari 2015, dua bersaudara kelahiran Prancis membunuh 11 orang yang sedang berada di dalam gedung Charlie Hebdo dan seorang polisi muslim di luear gedung. Dua hari kemudian, terjadi penembakan terhadap seorang polisi wanita, selanjutnya pelaku menyerbu sebuah supemarket dan membunuh empat orang di dalamnya.
AL JAZEERA | FRANCE 24 | CHOIRUL AMINUDDIN