TEMPO.CO, Raqqa - Ilmuwan dan ahli senjata Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dilaporkan telah mengembangkan sistem persenjataan baru dan canggih peninggalan Amerika Serikat. Sistem persenjataan ini mampu menembak jatuh pesawat penumpang.
Rekaman terbaru menunjukkan militan ISIS yang berbasis di Raqqa, Suriah, menciptakan baterai termal buatan sendiri yang biasa digunakan di dunia militer untuk menembakkan peluru kendali (rudal).
Para ahli mengatakan kelompok teror telah memiliki akses ke senjata tersebut selama beberapa dekade tapi disimpan. Mereka juga menciptakan baterai termal penting untuk memfungsikan rudal.
Kim Sengupta, koresponden pertahanan Independent, mengatakan penemuan itu sangat signifikan. "Setelah Amerika Serikat dan Inggris memasuki Afghanistan pada 2001, ada kekhawatiran rudal Stinger yang diberikan Amerika untuk mujahiddin Afghanistan saat menembak jatuh pesawat Rusia dapat digunakan kembali oleh Taliban terhadap pasukan Barat," kata Sengupta, seperti diberitakan oleh Independent, 6 Januari 2016.
"Itu tidak pernah digunakan karena baterai rudal memiliki daya pakai terbatas, dan Taliban tidak dapat menemukan baterai baru. Jika ISIS telah mengembangkan proses yang memungkinkan mereka untuk mengganti baterai tersebut, jelas itu akan menjadi perhatian utama."
Sekarang dikhawatirkan setelah memiliki baterai, ISIS berpotensi mampu menembakkan ribuan rudal bekas. Rudal, ditunjukkan dalam rekaman yang diperoleh Sky News, dikatakan 99 persen akurat setelah senjata berhasil mengunci target.
Kekhawatiran merebak bahwa ISIS bisa menggunakan peralatan militer usang atau yang ditinggalkan Barat pada 2014. Hal ini setelah dilaporkan bahwa kelompok teror itu berhasil menyita kendaraan, senjata api, bahkan rudal dari militer Irak-AS selama invasi mereka ke Irak.
MECHOS DE LAROCHA | INDEPENDENT.CO.UK