TEMPO.CO, Bagdad - Pertikaian Iran dengan Arab Saudi yang berbuntut pemutusan hubungan diplomatik membuat sejumlah negara di Timur Tengah gelisah, salah satunya Irak. Dalam sebuah kesempatan, Bagdad menyatakan siap menjadi juru damai agar hubungan kedua negara pulih kembali.
Menteri Luar Negeri Irak Ibrahim al-Jaafari, dalam jumpa pers bersama Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif, Rabu, 6 Januari 2016, mengatakan Teheran bersikap terbuka guna memecahkan kebuntuan.
"Iran tidak ingin ada ketegangan di kawasan Timur Tengah dan selalu menyambut baik upaya dialog dengan tetangga," ucap Zarif di depan wartawan.
Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran pada Ahad, 3 Januari 2016, setelah kantor kedutaan besarnya di Teheran digeruduk demonstran yang marah karena Kerajaan mengeksekusi ulama Syiah bersama 46 warga Sunni, yang didakwa melakukan aksi terorisme.
Selain di Iran, aksi menentang hukuman mati yang dijatuhkan Kerajaan terhadap ulama Syiah, Nimr al-Nimr, terjadi di Irak. Ribuan warga Syiah Irak turun ke jalan di Bagdad sembari menggelorakan kebencian terhadap Arab Saudi.
Iran adalah sekutu kunci kaum Syiah, yang kini memegang kendali pemerintah di Bagdad. Negeri Mullah telah memberikan bantuan melawan kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) serta mendukung milisi Syiah di negeri 1001 malam itu.
ALJAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN