TEMPO.CO, Teheran - Presiden Iran, Hassan Rouhani, mengatakan, keputusan Arab Saudi memutuskan hubungan dengan Teheran tidak bisa menutup kejahatan negeri itu atas eksekusi ulama Syiah, Nimr al-Nimr.
Riyadh pada Ahad, 3 Januari 2016, memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran setelah kedutaan besarnya di Teheran diserbu pengunjuk rasa terkait dengan eksekusi terhadap Nimr bersama 46 orang lainnya yang mayoritas darikaum Sunni. Mereka dihukum mati karena dianggap terlibat dalam aksi terorisme.
"Pemerintah Saudi telah melakukan tindakan aneh dan memutuskan hubungan diplomatik dengan Republik Islam Iran untuk menutupi kejahatannya," kata Rouhani, Selasa, 5 Januari 2016, dalam sebuah pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Denmark, Kristian Jensen, sebagaimana dilaporkan kantor berita resmi pemerintah IRNA.
Dia menambahkan, "Tidak diragukan lagi, tindakan Saudi tidak bisa menutupi kejahatan besarnya."
Komentar Rouhani itu disampaikan setelah eskalasi meningkat di atara kedua negara tersebut terkait disusul penutupan kedutaan besar Saudi di Teheran. Menurut Saudi, pemutusan hubungan diplomatik dengan Iran tidak akan mengurangi upaya negeri itu mengakhiri perang di Suriah dan Yaman. Kedua negara ini mendapatkan sokongan kuat dari Iran.
"Kami akan tetap bekerja keras mendukung upaya perdamaian di Suriah dan Yaman," kata Abdullah al-Mouallimi kepada wartawan di markas Perserikatan Bangsa-bangsa, New York.
AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN