TEMPO.CO, Kuwait City - Kuwait mengikuti jejak sekutu dekatnya, Arab Saudi, menarik duta besar dari Iran menyusul ketegangan antara Teheran dan Riyadh, yang dipicu hukuman mati terhadap ulama Syiah, Nimr al-Nimr, pada Sabtu, 2 Januari 2016.
Penarikan para diplomatnya itu dilakukan pada Selasa, 5 Januari 2016, terkait dengan penyerangan dan "aktivitas sabotase" pengunjuk rasa Iran terhadap Kedutaan Besar Arab Saudi pada Ahad, 3 Januari 2016.
"Tindakan tersebut merupakan pelanggaran mencolok terhadap konvensi internasional dan pelanggaran komitmen internasional Iran atas keamanan dan keselamatan misi diplomatik di wilayahnya," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Kuwait.
Dari markas Perserikatan Bangsa-Bangsa diperoleh informasi bahwa lembaga dunia tersebut mengutuk keras penyerangan terhadap misi diplomatik Saudi di Teheran dan di wilayah Iran lain, menyusul eksekusi terhadap ulama Syiah, Nimr al-Nimr. "PBB mendesak Iran melindungi kantor diplomatik dan konsulat asing."
Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran setelah kantor kedutaannya diserang demonstran pada Ahad, 3 Januari 2016. Kerajaan kaya minyak ini juga menunda seluruh penerbangan, baik dari maupun menuju Iran.
Sikap Saudi ini diikuti pula oleh sekutu dekatnya, yakni Bahrain dan Sudan. Negeri ini terang-terangan mengusir Duta Besar Iran. Adapun teman dekat Saudi lainnya, Uni Emirat Arab, hanya memanggil duta besarnya pulang dan mengurangi jumlah diplomatnya di Teheran.
CNN | CHOIRUL AMINUDDIN