TEMPO.CO, Paris - Pemerintah Prancis membatalkan pertunjukan kembang api pada malam pergantian tahun sebagai antisipasi serangan teroris. Begitu juga dengan Brussels, Belgia, yang membatalkan acara perayaan untuk kewaspadaan terorisme menyusul ditangkapnya dua orang yang diduga anggota Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Ankara, Turki.
Prancis tengah menyiapkan diri untuk kemungkinan terburuk yang akan terjadi pada malam tahun baru. Sebanyak 60 ribu polisi dan tentara disebar ke seluruh penjuru kota. "Tentara yang sama dengan yang berjuang di Mali, Chad, French Guiana, dan Central African Republik kini memastikan perlindungan bagi rakyat Prancis," ucap Menteri Pertahanan Jean-Yves Le Drian, seperti dilansir Guardian pada Kamis, 31 Desember 2015.
Sebagai ganti pembatalan tersebut, sebuah video berdurasi lima menit akan diputar di Arc de Triomphe. Video tersebut merupakan tayangan dari Mayor Anne Hidalgo. Pemutaran video itu bertujuan menyampaikan bahwa Paris berdiri, bangga dengan gaya hidupnya dan hidup bersama.
Di Brussels, semua perayaan yang sudah disiapkan, termasuk pertunjukan kembang api, dibatalkan. Pemerintah khawatir akan keselamatan warga setelah dua orang yang diduga anggota ISIS ditangkap di Ankara, Turki. Pria berinisial MC dan AY tersebut diduga akan meledakkan bom bunuh diri di ibu kota Turki. "Mereka ditangkap sebelum sempat beraksi," kata Kejaksaan Ankara.
Dua lelaki tersebut disergap di sebuah rumah di daerah Mamak. Polisi menyita rompi yang dilengkapi dengan bom, sebuah bahan peledak dengan bearing dan tongkat metal yang dimasukkan ke dalam tas, serta bahan pembuat bom. "Mereka diduga terlibat dengan ISIS dan berencana menyerang Ankara pada malam tahun baru," ujar pejabat pemerintah Turki kepada Agence France-Presse.
Belgia merupakan salah satu tempat penerimaan pejuang bagi orang yang ingin bergabung dengan kelompok anarkistis yang mengatasnamakan Islam itu. Belgia juga merupakan rumah dari empat pembunuh 130 orang di Paris dalam serangan pada 13 November 2015, termasuk tersangka Abdelhamid Abaaoud dan Salah Abdeslam. Sedangkan sembilan orang lain ditahan di Belgia dalam investigasi terkait dengan serangan Paris yang diklaim dilakukan ISIS.
GUARDIAN | VINDRY FLORENTIN