TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin salah satu kelompok pemberontak paling kuat di Suriah tewas dalam serangan udara dekat ibu kota, Damaskus.
Sebuah sumber pemberontak mengatakan kepada Guardian bahwa Zahran Alloush, pemimpin Jaysh al-Islam, salah satu kelompok oposisi terbesar yang memerintah ribuan pejuang di dekat Damaskus, tewas dalam serangan udara pada Jumat, 25 Desember 2015.
Kematiannya pertama kali dilaporkan kantor berita Reuters mengutip dua sumber pemberontak. Kantor berita Suriah mengatakan Alloush tewas di wilayah Ghouta timur, di mana Jaysh al-Islam memegang kekuasaan.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), jaringan dengan kontak yang luas di dalam wilayah Suriah, mengatakan pesawat tempur mentargetkan serangan ke acara pertemuan pimpinan Jaysh al-Islam di Ghouta timur.
Selain Alloush, lima pemimpin senior lainnya dikabarkan tewas. Jika benar, kematian Alloush, yang kabarnya didukung oleh Arab Saudi dan Turki, akan menjadi pukulan besar bagi oposisi.
Pada sisi lain, serangan itu bagian dari intelejen rezim Bashar al-Assad yang memerintah Suriah yang didukung Rusia.
"Berita itu telah sampai kepada kami, bahwa itu adalah kehendak Tuhan dan kita berdoa agar Tuhan mengampuni dia," kata sumber di Jaysh al-Fateh, salah satu koalisi pemberontak terkuat di Suriah. Koalisi ini meliputi pejuang dari Jabhat al-Nusra, yang berafiliasi dengan Al-Qaida.
Alloush merupakan salah satu tokoh yang paling kontroversial dalam kelompok pemberontak. Dia mempertahankan kontrol atas wilayah di pinggiran kota Damaskus, meskipun dikepung rezim Assad dan serangan udara tanpa henti..
Pemerintahan Bashar al-Assad bahkan menggunakan senjata kimia ketika menyerbu Ghouta Timur. Rudal dicampur dengan gas sarin itu membunuh lebih dari seribu orang, termasuk anak-anak.
Awalnya, video propaganda Alloush terang-terangan sektarian. Dia mendesak pengusiran kelompok Syiah dan Alawi dari Damaskus. Bashar Assad berasal dari minoritas Alawit, yang merupakan bagian kelompok Syiah.
Kaum ekstremis Sunni menilainya kelompok sesat. Alloush juga menentang kelompok teror Negara Islam di Suriah dan Irak dan kehilangan banyak pejuang dalam pertempuran melawan militan ini.
Sejak itu, Alloush berusaha mempertegas pandangannya untuk tampil lebih cocok dengan potensi pendukung Barat. Ia mencabut tuntutan pengusiran Alawi dalam sebuah wawancara baru-baru ini dengan McClatchy dan menyebut mereka "bagian dari rakyat Suriah.".
Itulah yang membuat kematiannya belum jelas. Apakah Alloush tewas dalam serangan udara Rusia atau Suriah. Namun sumber pemberontak mengindikasikan bahwa serangan itu berasal dari pesawat tempur Rusia. Angkatan udara Rusia telah meluncurkan lebih dari 5.000 serangan sejak intervensi dimulai.
Sumber pemberontak mengatakan pesawat-pesawat Rusia menembakkan sedikitnya 10 rudal pada markas rahasia kelompok. Ini merupakan faksi pemberontak terbesar di daerah dan memiliki sekitar 15.000 sampai 20.000 pejuang. Salah satu pemberontak mengatakan kelompoknya telah memilih salah satu komandan militer puncaknya, Abu Hammam al Buwaidani, sebagai kepala baru.
THE GUARDIAN | INGE CLARA SAFITRI