TEMPO.CO, Sirte - Kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) merilis sebuah video yang diambil di Sirte, Lybia, bekas daerah kekuasaan rezim Kolonel Muammar Gaddafi.
Video itu menunjukkan kelompok ini mencoba mengisi kekosongan kekuasaan di negara tersebut. Video memperlihatkan ISIS telah memiliki pasukan kepolisian yang menjaga ketertiban di Libya.
"Sekitar 12 polisi bertopeng berdiri waspada dengan senapan di tangan. Tampak juga sebuah mobil van putih dengan lampu sirene biru dan merah. Mereka sedang berusaha menjadi polisi lalu lintas," demikian seperti dikutip dari laman Independent, 22 Desember 2015.
Sejak Muammar Gaddafi, mantan pemimpin Libya, diketahui tewas di tangan pemberontak yang didukung pasukan Inggris dan anggota NATO pada 2011, dua kubu diketahui berjuang mendapatkan kontrol atas Libya.
Guardian melansir bahwa pemerintah terpilih melarikan diri ke dermaga di Tobruk untuk mengontrol negara dari kapal, sementara parlemen di Tripoli didominasi milisi islamis yang memilih sendiri perdana menteri mereka.
Ihwal pengaruh dan keberadaan ISIS di Libya, beberapa pria bersenjata yang dilatih ISIS dilaporkan membunuh 38 turis, kebanyakan berasal Inggris, di sebuah resor di pantai Tunisia pada Juni.
Setelah insiden itu, Amerika Serikat mengaku membunuh pemimpin senior ISIS di Libya, Abu Nabil, pada sekitar waktu yang sama dengan serangan teror di Paris yang menewaskan 130 orang pada pertengahan November.
MECHOS DE LAROCHA | INDEPENDENT.CO.UK