Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Negara di Eropa Ini Batalkan UU Pernikahan Homoseksual

image-gnews
Ilustrasi pasangan gay. (AP Photo/Don Ryan)
Ilustrasi pasangan gay. (AP Photo/Don Ryan)
Iklan

TEMPO.CO, Ljubjana - Slovenia menolak perkawinan sesama jenis kelamin dan memberikan hak kepada kaum homoseks memungut anak setelah melakukan referendum nasional pada Ahad, 20 Desember 2015.

Hasil referendum yang diadakan oleh Komisi Pemungutan Suara Negara itu menunjukkan 63,4 persen warga Slovenia menolak undang-undang yang disahkan oleh parlemen, adapun 36,6 persen lainnya mendukung.

Parlemen Slovenia telah meloloskan satu undang-undang pada Maret 2015 tentang perkawinan pasangan sesama jenis serta memberikan hak mengadopsi anak. Namun undang-undang tersebut tidak bisa dilaksanakan setelah sekelompok masyarakat sipil yang tergabung ke dalam organisasi Untuk Anak mengajukan banding ke pengadilan serta menuntut referendum.

Referendum lainnya yang digelar pada 2012, hampir 55 persen pemilih anggota negara Uni Eropa dan bekas Yugoslavia itu menolak perkawinan kaum homoseks.

"Saya secara pribadi kecewa dengan hasil referendum tersebut tetapi saya masih yakin bahwa Slovenia sedang bergerak menuju ke sebuah negara yang lebih terbuka dan saya percaya bahwa undang-udang sejenis akan diberlakun pada masa mendatang," ujar Roman Kuhar, seorang sosiolog laki-lagi yang hidup bersama pasangan laki-lakinya selama 11 tahun kepada Reuters.

Pemerintah mendukung undang-undang baru tersebut tetapi tidak turut serta dalam kampanye referendum. Partai oposisi utama, Partai Demokratik Rakyat Slovenia (SDS), menentang undang-undang yang disahkan parlemen.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kami menentang undang-undang yang disahkan parlemen karena bertentang dengan hak dasar seorang anak untuk mendapatkan seorang ibu dan ayah," kata Untuk Anak melalui situs website.

Negara kecil di kaki gunung Alpine berpenduduk dua juta ini sebelumnya dikenal sangat toleran terhadap pasangan gay. Bahkan pemerintah telah mendaftar keberadaan mereka sejak 2006 serta mengizinkan mereka mengadopsi anak.

Sejumlah negara Uni Eropa secara legal mempertimbangkan perkawinan sesama jenis, termasuk Inggris, Prancis, dan Spanyol, tetapi masalah ini masih menjadi perdebatan di banyak negara Uni Eropa lainnya.

REUTERS | CHOIRUL AMINUDDIN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mahkamah Putuskan Serbia Tak Lakukan Genosida

27 Februari 2007

Mahkamah Putuskan Serbia Tak Lakukan Genosida

Tapi, mahkamah menyatakan bahwa pemerintah Serbia gagal mencegah terjadinya pembantaian massal


Serbia Gelar Referendum Konstitusi Baru

28 Oktober 2006

Serbia Gelar Referendum Konstitusi Baru

Hari ini rakyat Serbia mulai melakukan pemungutan suara untuk konstitusi baru yang menyebutkan Kosovo adalah bagian integral dari wilayah Serbia. Walaupun terdapat sengketa provinsi etnik warga Albania yang mayoritas menginginkan kemerdekaan.