TEMPO.CO, Virginia - Tujuan mendidik lewat seni kaligrafi berubah menjadi kekacauan setelah beberapa pihak memprotes pekerjaan rumah penulisan Arab klasik yang diberikan kepada siswa sekolah di salah satu distrik di Virginia, Amerika Serikat.
Netizen dari seluruh penjuru Amerika mengirim surat elektronik, mem-posting lewat dunia sosial, serta menyurati sekolah tersebut setelah seorang guru memberikan tugas mempelajari seni kaligrafi kepada muridnya.
Kondisi ini diperburuk ketika insiden itu terkait dengan sentimen anti-Islam di Amerika seiring kasus penembakan di California baru-baru ini. Situasi itu menyebabkan sekolah tersebut terpaksa ditutup sementara ketika berita tentang pekerjaan rumah ini tersebar di media sosial.
Cheryl LaPorte yang mengajar mata pelajaran geografi dunia di SMA Riverheads di Staunton, Virginia, meminta siswanya menulis ulang penulisan bahasa Arab klasik agar mereka dapat mendalami kesenian pada penulisan kaligrafi itu.
Tulisan dalam bahasa Arab yang menjadi pekerjaan rumah itu merupakan bagian ayat dalam Al-Quran yang dikenal sebagai ucapan kalimat syahadat. "Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah," demikian makna ayat tersebut.
Reaksi negatif yang memicu kekhawatiran menyebabkan pihak sekolah terpaksa membatalkan kegiatan belajar-mengajar dan 10 ribu siswa diperintahkan pulang. Kegiatan olahraga akhir pekan juga ditangguhkan. "Sementara belum ada ancaman spesifik yang membahayakan siswa. Sekolah ditutup mulai Jumat, 18 Desember 2015," kata Augusta County Schools.
Seperti dilansir CNN pada 19 Desember 2015, tugas rumah tersebut diketahui banyak orang setelah beberapa murid menunjukkan kepada orang tuanya. Orang tua murid lantas menganggap itu sebagai sebuah ajakan bagi anaknya untuk menganut Islam. Berita tersebut akhirnya tersebar luas dan mengundang reaksi dari banyak orang, termasuk pengguna media sosial. Hingga berita ini diturunkan, pihak sekolah belum dapat dikonfirmasi kapan kegiatan belajar-mengajar akan dimulai kembali.
CNN | YON DEMA