TEMPO.CO, Ankara - Turki geram atas penembakan kapal perang Rusia terhadap perahu nelayan negeri itu. Di depan media di Ankara, Senin, 14 Desember 2015, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan kesabaran Ankara terhadap ulah Rusia ada batasnya.
Satu kapal perang perusak Rusia beberapa kali mengeluarkan tembakan peringatan ke arah perahu nelayan warga Turki di Laut Aegea, Ahad, 13 Desember 2015, dengan alasan menghindari tabrakan. Aksi tersebut disusul pemanggilan atase militer Turki.
"Itu adalah perahu nelayan kami. Reaksi kapal perang Rusia sangat berlebihan,” kata Mevlut Cavusoglu kepada koran Italia, Corriere della Sera, dalam sebuah wawancara. "Rusia dan Turki telah bersepakat membangun kembali rasa saling percaya, tapi kesabaran kami ada batasnya," ucap Cavusoglu.
Insiden penembakan perahu nelayan tersebut sepertinya kian meningkatkan ketegangan di antara kedua negara. Sebelumnya, hubungan keduanya memanas dalam kaitan dengan perang di Suriah dan penembakan jet tempur Rusia oleh militer Turki pada bulan lalu.
Cavusoglu mengatakan Rusia telah menempatkan diri dalam posisi konyol melalui ucapan Presiden Vladimir Putin. Putin, menurut Cavusoglu, menyatakan Turki menembak jatuh jet Rusia guna melindungi bisnis minyak dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). "Siapa pun tidak percaya dengan ucapannya," kata Cavusoglu.
REUTERS | CHOIRUL AMINUDDIN