TEMPO.CO, Moskow - Kelompok bersenjata Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dalam siaran video berbahasa Rusia pada Rabu, 2 November 2015, menyatakan bahwa mereka telah memenggal kepala seorang pria yang menjadi mata-mata Rusia.
Keaslian video maupun klaim ISIS belum bisa dikonfirmasi ke pihak independen atau belum mendapatkan komentar dari kantor Kementerian Luar Negeri Rusia serta agen intelijen Rusia, FSB. Dalam video itu tidak disebutkan kapan dan dimana rekaman gambar tersebut dibuat.
Rusia melancarkan serangan udara ke Suriah guna melululantakkan basis pertahanan ISIS serta kilang minyak minyak yang mereka kuasai sejak 30 September 2015. Namun demikian, gempuran udara Rusia itu mendapatkan kritik dari berbagai kalangan karena serangan udara Rusia tidak hanyak ditujukan kepada basis ISIS melainkan juga terhadap pemberontak yang tidak berafiliasi kepada ISIS. Moskow sudah lama mendukung kekuatan militer Presiden Bashar al-Assad.
ISIS mengaku bertanggung jawab atas peledakan Metrojet Rusia sesaat setelah tinggal landas dari resor Sharm al-Sheikh, Mesir, pertengahan Oktober 2015, menewaskan seluruh penumpang dan awak kabin berjumlah 224 orang.
Video yang diawali dengan grafis berbahasa Arab dan Rusia itu menyebutkan, "Anda akan ditaklukan dan dipermalukan, oh... Rusia." Selanjutnya seorang pria berjenggot muncul dan berbicara sambil duduk di kursi.
Pria di atas kursi itu mengatakan bahwa dia berasal dari Chechnya bernama Magomed Khasayev. Dia mengaku seorang mata-mata yang dikirimkan ke ISIS oleh agen rahasia Rusia untuk mengidentifikasi para pejuang ISIS yang ingin kembali ke kawasan Kaukasus guna melakukan serangan.
"Saya ditekan bekerja untuk agen rahasia Rusia, FSB, guna melaporkan kepada Rusia siapa saja yang pergi bertempur membela ISIS," ujar pria Chechnya ini. Dia menuturkan, dia melakukan perjalanan ke Turki dan dikirimkan oleh seorang perekrut ISIS ke Irak selanjutnya diminta melakukan kontak dengan intelijen Rusia, "Namun saya keburu ditangkap ISIS."
Selanjutnya gambar video itu bergeser ke seorang pria yang sedang berlutut ke tanah sementara pria lainnya berdiri di belakanganya sambil berpidato ditujukan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin.
Seorang pria sambil menghunus pedang berkata dalam bahasa Rusia, "Dengarkan saya, Putin, kamu anjing" dan dia menyatakan bahwa orang-orang Rusia akan dibunuh terkait dengan serangan Rusia terhadap Suriah guna melawan ISIS. Pria ini meletakkan pedang di leher seorang tahanan dan sepertinya mulai memenggal kepalanya.
CBS NEWS | CHOIRUL AMINUDDIN